kievskiy.org

Kekerasan Bikin Sepak Bola Itu Sendiri Dilupakan

BUDAYAWAN Hawe Setiawan, Ketua Asprov PSSI Jawa Barat Tommy Apriyantono serta Pengamat Sepak Bola Nasional Frans Ari Prasetyo menjadi pembicara dalam acara diskusi
BUDAYAWAN Hawe Setiawan, Ketua Asprov PSSI Jawa Barat Tommy Apriyantono serta Pengamat Sepak Bola Nasional Frans Ari Prasetyo menjadi pembicara dalam acara diskusi

PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) kembali melayangkan sanksi berupa larangan bertanding tanpa adanya penonton kepada sebuah klub. kali ini giliran Arema Fc yang harus menerima sanksi lararangan bertanding tanpa penonton hingga berakkhirnya musim Liga 1 tahun 2018, baik dalam laga kandang maupun tandang.

Arema Fc menerima sanksi ini terkait dengan laga menghadapai Persebaya Surabaya pada pekan ke-24 Liga 1. Laga Arema vs Persebaya Surabaya yang digelar di Stadion Kanjuruhan Malang, Sabtu 6 Oktober 2018 berakhir dengan kemenangan 1-0 unyuk Arema. Namun, kemenangan yang diraih oleh klub berjuluk Singo Edan tersebut harus tercoreng dengan kericuhan yang terjadi sebelum dan sesudah berakhirnya laga.

Sebelum Arema Fc menerima sanksi larangan bertanding tanpa penonton, Persib Bandung terlebih dahulu menerima sanksi tersebut. Bahkan sanksi yang diterima oleh Persib lebih berat, Maung Bandung harus menjalankan sisa laga kandang musim ini di luar Pulau Jawa serta tanpa adanya penonton untuk laga kandang dan tandang hingga paruh musim depan.

Sanksi yang diterima oleh Persib Bandung terkait dengan laga antara Persib vs Persija Jakarta yang berlangsung pada Minggu, 23 September yang lalu. Ada salahseorang supporter Persija Jakarta yang meninggal usai dikeroyok oleh puluhan oknum bobotoh menjelang berlangsungnya laga Persib vs Persija Jakarta, Haringga Sirla meninngal seketika pada kejadian yang bertempat di luar area stadion.

Menanggapi kasus adanya pertandingan yang berlangsung tanpa adanya penonton, budayawan Hawe Setiawan menilai sanksi larangan bertanding tanpa penonton semakin menjauhkan esensi dari peristiwa sepak bola itu sendiri. Menurut dia kasus meninggalnya Haringga memang menjadi duka untuk sepak bola Indonesia. Orang ingin datang ke stadion untuk menonton sebuah pertandingan, bukan untuk mengantarkan nyawa.

“Kita kehilangan peristiwa sepak bola yang sesungguhnya, kasus Haringga menyedot perhatian banyak pihak dan media berlomba-lomba menyoroti kasus ini. Tapi ada yang terlupakan, yaitu berlangsungnya laga Persib vs Persija Jakarta. Persib yang memenangkan pertandingan dengan sedikit ataupun banyak kekurangan, begitupun Persija Jakarta yang tampil tidak terlalu buruk, tetapi lupa akan bahasan tersebut, kita lupa bahwa Persib menang, semua teralihkan dengan meninggalnya Haringga”, ujar Hawe Setiawan saat menghadiri diskusi “Install Ulang PSSI” di Los Tjihapit, Bandung Jum’at 12 Oktober 2018.

Lebih lanjut, Hawe mengungkapkan bahwa kasus meninggalnya supporter yang kembali terulang harus benar-benar menjadi perhatian semua orang, baik itu organisasi tertinggi yang mengelola sepak bola dalam hal ini PSSI, klub-klub yang berlaga di kompetisi, supporter yang ingin tetap memberi dukungan, serta pihak keamanan, semua harus terlibat dan turut mencegah kejadian tersebut kembali terulang.

“Dalam kasus meninggalnya Haringga semua saling lepas tangan, bobotoh menyalahkan supporter Persija Jakarta yang memakasakan diri datang padahal sudah dilarang, panitia pelaksana pertandingan (panpel) yang menanyakan koordinasi dari pihak kemanan, pihak keamanan yang bilang semua sudah sesuai prosedur, bahkan Persib dinilai gagal memberi edukasi kepada suporternya”, katanya.

Berat bagi kita

Ditemui dalam kesempatan yang sama, saat disinggung dengan pernyataan yang dikeluarkan oleh wakil ketua PSSI DKI Jakarta Aldi Karnawan, yang menilai bahwa sanksi yang diterima oleh Persib terlalu ringan. Menurut Aldi, Persib seharusnya mendapatkan sanksi yang lebih berat seperti pengurangan poin ataupun degradasi ke divi bawah.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat