PIKIRAN RAKYAT - Data terbaru yang dirilis oleh NASA pada Senin 25 September 2023 mengungkapkan bahwa es laut di wilayah Arktik telah mencapai batas minimum tahunannya pada tanggal 19 September, mencatat tahun keenam terendah sepanjang sejarah pengamatan satelit.
Sementara itu, es laut di wilayah Antarktika juga mencapai luasan maksimum terendah dalam catatan sejarah pada tanggal 10 September. Ini merupakan waktu di mana lapisan es seharusnya tumbuh dengan cepat selama bulan-bulan tergelap dan terdingin di Antarktika.
Kondisi es laut di dua kutub ini menjadi perhatian para ilmuwan karena es laut memegang peran penting dalam membentuk ekosistem Bumi di kutub dan memiliki dampak signifikan pada iklim global.
Ilmuwan dari NASA bersama dengan Pusat Data Salju dan Es Nasional (National Snow and Ice Data Center/NSIDC) Amerika Serikat telah menggunakan satelit untuk mengukur perubahan luasan es laut yang mencair dan membeku kembali. Mereka menggunakan definisi luasan es laut sebagai total area lautan dengan fraksi lapisan es setidaknya 15 persen.
Dari Maret hingga September 2023, luasan es laut di Arktika menyusut drastis dari puncaknya sebesar 14,62 juta kilometer persegi menjadi hanya 4,23 juta kilometer persegi. Jumlah es laut yang hilang ini setara dengan luas seluruh daratan Amerika Serikat, demikian seperti yang diungkapkan oleh NASA.
Sementara itu, es laut di sekitar Antarktika mencapai luasan maksimum terendah selama musim dingin pada tanggal 10 September, yaitu hanya mencapai 16,96 juta kilometer persegi. Angka ini tercatat 1,03 juta kilometer persegi di bawah rekor terendah sebelumnya yang dicapai pada tahun 1986, menurut NASA.
Walt Meier, seorang ilmuwan es laut di NSIDC, mengungkapkan, "Ini adalah rekor terendah dalam sejarah luasan es laut di Antarktika. Pertumbuhan es laut tampak rendah di hampir seluruh benua, bukan hanya di satu wilayah saja."
Baca Juga: Sopir Ojol di Bandung Sodomi Bocah 11 Tahun, Polisi Dalami Kemungkinan Adanya Korban Lain