kievskiy.org

Ritual Potong Rambut Gimbal Tutup Festival Dieng 2017

DIENG, (PR).- Puncak Dieng Culture Festival (DCF) 2017 sukses menarik minat wisatawan mancanegara dan nusantara. Gelaran ini berakhir dengan ritual potong rambut sembilan anak berambut gimbal (gembel) di Kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Minggu, 6 Agustus 2017.

Sebelum memulai ritual pemotongan rambut gimbal, Sembilan bocah gembel melakukan kirab dari rumah pemangku adat sampai di Candi Arjuna. Kemudian para bocah terlebih dulu dijamas atau dimandikan dengan air dari tujuh sumur di Dieng.

Terdapat bermacam-macam permintaan para bocah gembel itu. Permintaan ini wajib dipenuhi sebagai syarat ritual sakral masyarakat Dieng. Kalau permintaan anak berambut gembel tidak dipenuhi, diyakini rambut gembel itu bakal tumbuh kembali.

Anak-anak tersebut meminta kambing, buah-buahan, es krim, sepeda, sampai komputer tablet . Permintaan paling sederhana datang dari Nur Aminatun (6) asal Brebes.

Dia meminta jajanan chiki dari warung tetangga di rumah. Salah satu anak bernama Zavira (6) mempunyai permintaan paling mahal. Gadis kecil asal Indramayu itu, minta sapi dua ekor, masing-masing dengan bobot satu ton. 

Selain ruwatan massal, DCF 2017 juga menggelar konser musisi kondang, Katon Bagaskara dan acara seromial melepas  lebih dari 4.000 lampion. Perpaduan konser musik dan acar lepas lampion sukses menghipnotis ribuan pengunjung di kawasan Candi Arjuna, Banjarnegara, Jawa Tengah. DCF 2017 berlangsung 3 hari mulai dari 3-6 Agustus 2017 mengambil tema perpaduan antara musik modern, anak-muda, dan lawas, semua melebur menjadi satu.  

Selain pertunjukan musik, panitia menggelar pertunjukan tradisi seperti tari tradisional dan Festival Caping. Wisatawan mancanegara serta nusantara dari berbagai daerah terus memadati area acara. Sejumlah tempat penginapan sudah penuh terisi selama DCF 2017.

Pada sore hari jelang acara, masyarakat beserta wisatawan mulai memadati pusat tempat acara. Mereka menyusuri sepanjang Jalan Raya Dieng kemudian berkumpul masuk ke pintu masuk dan kawasan sekitar panggung utama dekat Candi Arjuna.  

DCF 2017 dimulai dengan Festival lomba lukis Caping, topi tradisional petani. Ratusan peserta terlihat antusias mengikuti kegiatan ini. Sementara di panggung utama diisi penampilan kesenian serta tari dari berbagai komunitas.  Pada malam hari ribuan wisatawan menyemut dan berkumpul ke panggung utama. Dari area tamu VIP, panitia menyediakan penghangat bara dan jagung bakal untuk melengkapi suasana saat menonton Jazz di atas awan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat