kievskiy.org

Pegiat Seni Reak Tibelat Bandung: Kesenian Daerah Mengacu kepada Nilai Pancasila

Pendiri Sanggar Seni Reak Tibelat Bandung, Enjang Dimyati (Abah Enjum) dalam Kolokium Nasonal: Dokumentasi Pancasila dari Rakyat, yang diselenggarakan Pusat Studi Pancasila Universitas Katolik Parahyangan.
Pendiri Sanggar Seni Reak Tibelat Bandung, Enjang Dimyati (Abah Enjum) dalam Kolokium Nasonal: Dokumentasi Pancasila dari Rakyat, yang diselenggarakan Pusat Studi Pancasila Universitas Katolik Parahyangan. /Unpar

PIKIRAN RAKYAT - Kesenian Reak dapat pula menjadi tuntunan yang mengandung unsur pendidikan dan aturan kehidupan. 

Bukan hanya penghibur, tradisi yang lahir dari kebiasaan masyarakat agraris ini diharapkan juga memberi pemaknaan dan menghilangkan stigma sebagai kesenian arogan.

Demikian narasi yang dibagikan Pendiri Sanggar Seni Reak Tibelat Bandung, Enjang Dimyati saat menjadi pembicara seri pertama dalam Kolokium Nasonal: Dokumentasi Pancasila dari Rakyat, yang diselenggarakan Pusat Studi Pancasila Universitas Katolik Parahyangan (PSP Unpar) via daring, Selasa, 1 Juni 2021.

Dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila, PSP Unpar menggelar diskusi berseri tiap pekannya, yakni 1, 8, 15, dan 22 Juni 2021.

 Baca Juga: Baru Tahu Sifat Tersembunyi Aurel Hermansyah, Atta Halilintar Ternyata Sering Menangis Sendirian?

Dipandu Edy Syahputra S., S.S., M.Hum, pria yang kerap disapa-Abah Enjum ditemani pembicara lainnya dari PSP Unpar, Topik Mulyana, S.S., M.Hum. 

Abah Enjum menuturkan bahwa Reak menjadi pilihan hidupnya dengan niatan untuk menghilangkan citra buruk sekaligus melestarikan kesenian Reak Tibelat agar anak-anak bisa mengenal Reak dan berlatih memainkan waditra dan permainan. 

Kendati demikian, dia tak memungkiri ada kendala dalam melestarikan seni Reak.

 Baca Juga: Ikatan Cinta 3 Juni 2021: Elsa Mengancam, Aldebaran Tertawa dan Ngotot Bongkar Kematian Roy

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat