kievskiy.org

Libur Panjang, Volume Sampah di Cimahi Meningkat

PEMULUNG mengumpulkan sampah barang bekas yang berserakan di jalan Kota Cimahi, Minggu (3/1/2016). Volume sampah di Cimahi pada malam tahun baru dan selama libur panjang pekan ini meningkat.*
PEMULUNG mengumpulkan sampah barang bekas yang berserakan di jalan Kota Cimahi, Minggu (3/1/2016). Volume sampah di Cimahi pada malam tahun baru dan selama libur panjang pekan ini meningkat.*

CIMAHI, (PRLM).- Kota Cimahi tak luput dari peningkatan volume sampah pada malam tahun baru dan selama libur panjang pekan ini. Peningkatan volume sampah ditambah produksi sampah rumah tangga rutin terus diupayakan ditangani secara berkala. Kabid Kebersihan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Cimahi, Ade Ruhiyat, mengatakan hal itu, Minggu (3/1/2016). "Memang terjadi peningkatan sampah terutama selama libur panjang dan malam tahun baru meski tidak signifikan. Angkanya di atas 9-12 ton," ujarnya. Ade menyebutkan, volume sampah di kota Cimahi untuk setiap harinya berkisar 1400 meter kubik. Sementara yang dapat diangkut ke tempat pembuangan sampah akhir (TPA) untuk setiap harinya sekitar 144 ton. Peningkatan volume sampah paling tinggi terjadi di wilayah yang menjadi titik keramaian pada malam pergantian tahun. Kenaikan volume sampah tersebut dinilai tidak terlalu parah. Alasannya, Kota Cimahi bukan seperti kota lain yang dijadikan sebagai destinasi wisata pada malam pergantian tahun. "Mungkin di kota atau kabupaten lain peningkatan sampahnya bisa lebih parah karena banyak orang yang datang dari berbagai daerah untuk merayakan tahun baru," ucapnya. Dia melanjutkan, sampah tersebut sudah ditangani secara berkala. Termasuk, bekerjasama dengan masyarakat yang menjadi relawan dan membantu pengumpulan sampah. DKP Kota Cimahi terus mengajak masyarakat untuk ikut serta dalam mengatasi beragam masalah yang bisa ditimbulkan sampah. "Kami akan terus melakukan sosialisasi, seperti melibatkan masyarakat dalam proses pemilahan sampah Organik dan non organik," katanya. Namun, dalam hal ini dia menegaskan peran serta masyarakat, terutama pola pikir terhadap sampah menjadi faktor penentu berlangsungnya budaya tersebut. "Membangun budaya 3R (Recycle, Reuse, Reduce) bergantung pada masyarakatnya juga. Memang susah merubah budaya tersebut, butuh waktu yang lama. Tapi kami akan terus upayakan dengan program yang kami susun. Mudah-mudahan prosesnya berjalan lancar," pungkasnya. (Ririn NF/A-89)***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat