kievskiy.org

Saluran Irigasi di Cipatat Bandung Barat Rusak, Petani Kehilangan Satu Musim Panen

Sawah dan saluran irigasi yang kering terlihat di kawasan Kampung Pasirhuni, Desa Kertamukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat pada Minggu 30 Juni 2024.
Sawah dan saluran irigasi yang kering terlihat di kawasan Kampung Pasirhuni, Desa Kertamukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat pada Minggu 30 Juni 2024. /Pikiran Rakyat/Bambang Arifianto

PIKIRAN RAKYAT - Rusaknya saluran irigasi membuat sejumlah warga di wilayah Cipatat, Kabupaten Bandung Barat tak bisa bertani karena ketiadaan pasokan air. Warga pun kehilangan satu musim panen akibat kondisi tersebut.

Keadaan tersebut menimpa para petani di beberapa desa di Kecamatan Cipatat. Saluran irigasi mereka yang dikenal dengan Daerah Irigasi Pasir Angin itu sudah tak mengalirkan air lagi sejak beberapa bulan ke belakang. Dadang (52), petani dari Kampung Pasir Angin, Desa Kertamukti salah satu yang terdampak kondisi tersebut. Ia tak bisa menanam padi lagi di sawah garapannya di wilayah Kampung Semper, Desa Kertamukti.

Semestinya, tutur Dadang, para petani bisa menikmati tiga kali musim panen saban tahun apabila saluran irigasi normal. Setelah saluran pasokan air itu terganggu, petani hanya bisa menikmati dua kali panen dengan hasil yang tak memuaskan.

Penyebab gangguan pasokan air

Ia mengatakan bahwa penyebab terganggunya pasokan air tersebut karena tertutupnya hong atau gorong-gorong di wilayah hilir, kawasan Cinangsi, Desa Sumurbandung.

Saluran itu saat ini tertutup lumpur dan batu. Selain itu, tutur Dadang, longsor juga terjadi yang kadang menimbun dan memutus saluran irigasi. Sisi atau tepian saluran juga kehilangan pepohonan.

"Tos garundul, dikebonan (Sisi saluran sudah gundul, dan menjadi kebun)," katanya di area persawahan Semper, Minggu 30 Juni 2024. Akibatnya, saluran menjadi dangkal dan terkena longsor setelah air dan tanah gampang masuk ke sana kala hujan mengguyur.

Warga menunjukkan sawah dan saluran irigasi yang kering di kawasan Kampung Semper, Desa Kertamukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat pada Minggu 30 Juni 2024.
Warga menunjukkan sawah dan saluran irigasi yang kering di kawasan Kampung Semper, Desa Kertamukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat pada Minggu 30 Juni 2024.

‎Hal senada dikemukakan petani lainnya, Aho (50). Menurutnya, para petani memang kerap mengalami gagal panen akibat kerusakan saluran itu. Longsor, lanjut Aho, kerap merusak saluran tersebut satu tahun ke belakang. Kejadian pertama terjadi di wilayah Parakankopo, Desa Kertamukti.

Warga saat itu hanya bisa mengatasinya secara manual dengan menambal saluran yang rusak dengan karung. Kedua terjadi di wilayah Cinangsi yang diatasinya dengan cara serupa. Namun, longsor kembali terjadi pada sekira Maret 2024 di beberapa titik sekitar Parakankopo, Cibangkonol dan Cinangsi.‎ Untuk Parakankopo, menurut Aho, sempat dibantu Pemerintah KBB dengan menggunakan alat berat untuk mengeruk timbunan longsor.

Setelah rampung dan air bisa dialirkan, tiba-tiba gorong-gorongnya ambruk. Dua titik terparah berada di Cibangkonol dan Cinangsi. Air pun kembali mandek. Menurutnya, kawasan persawahan dua desa, yaitu Kertamukti dan Sarimukti terkena dampak paling parah dari keadaan itu karena tak tak memperoleh air.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat