kievskiy.org

Pjs Wali Kota Bandung: Proyek Rumah Deret Tamansari Tetap Berjalan

SEORANG ibu bersama anak melintasi reruntuhan bangunan rumah di RW 11 Tamansari, Kota Bandung, Kamis, 8 Maret 2018.  Warga didampingi Walhi Jabar dan LBH Bandung berencana melaporkan Pemkot Bandung juga pengembang  karena dinilai telah melakukan tindakan kejahatan lingkungan dalam proyek rumah deret dengan terus beraktifitas fisik tanpa mengantongi izin mendirikan bangunan.*
SEORANG ibu bersama anak melintasi reruntuhan bangunan rumah di RW 11 Tamansari, Kota Bandung, Kamis, 8 Maret 2018. Warga didampingi Walhi Jabar dan LBH Bandung berencana melaporkan Pemkot Bandung juga pengembang karena dinilai telah melakukan tindakan kejahatan lingkungan dalam proyek rumah deret dengan terus beraktifitas fisik tanpa mengantongi izin mendirikan bangunan.*

BANDUNG, (PR).- Penjabat Sementara (Pjs) Wali Kota Bandung Muhamad Solihin mengatakan, pembangunan rumah deret tetap berjalan di lokasi yang telah disepakati. Walaupun 15 bangunan warga yang menolak berada di tanah milik Pemerintah Kota Bandung, kata dia, pemerintah harus menghargai mereka dan mengayomi masyarakat.

“Pembangunan dihentikan itu di lokasi-lokasi yang tidak setuju. Tapi kalau ya setuju kan tetep harus jalan. Kasihan yang sudah setuju. Kalau sudah setuju sudah berkenan dibongkar bangunannya terus kita enggak lakukan akselerasi dan pembangunan, masak harus menunggu yang tidak setuju?” tutur Solihin, di Gedung DPRD Kota Bandung, Kamis, 8 Maret 2018.

Menanggapi munculnya kisruh warga dan pengembang di tengah proyek, Solihin menilai perlu ada komunikasi intensif antarpihak yang terlibat. Pengembang yang profesional ingin mempertanggungjawabkan sesuai dengan perjanjian yang diikat dengan pemerintah kota.

Di sisi lain, mereka juga harus melaksanakan pendekatan yang manusiawi kepada pemilik rumah yang keberatan dibongkar rumahnya.

“Jadi sebetulnya bukan arogan. Di satu sisi kan kita ingin menyelesaikan pembangunan tepat waktu, apalagi kondisi sekarang hujan terus. Saya tidak menyatakan bahwa tidak setuju. Cuma mungkin kurang berkenan karena penjelasan sosialisasi harus lebih ditingkatkan di sana,” ujarnya.

Dalam bentrokan antara warga dan ormas yang digunakan pengembang, ia melihat itu hanya pergesekan di antara masyarakat. Di satu sisi ada masyarakat yang ingin rumahnya segera dibangun, di sisi lain ada yang tidak setuju.

“Kembali lagi saya melihat ini sebagai dinamika dari pembangunan yang dilaksanakan. Pembangunan itu kan pasti semua masyarakat ingin ditempatkan di tempat yang layak. Dan pemerintah juga ingin memposisikan masyarakat sebagai pemilik negara ini untuk diberikan tempat tinggal yang layak. Saya lihat hanya dari sisi komunikasi saja yang belum,” kata Solihin.

Ia mengingatkan kembali jika setiap pembangunan rumah deret yang dilaksanakan pemerintah bukan untuk menyengsarakan warganya. Tujuan pembangunan rumah deret Tamansari, dia menuturkan, untuk menyejahterakan rakyat. Proses ini dilihat sebagai bagian dari dinamika pembangunan ke arah yang lebih baik.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat