kievskiy.org

Unjani Teken Kerjasama Dengan Tiga Perguruan Tinggi Asal Bosnia

UNIVERSITAS Jenderal Achmad Yani (Unjani) menandatangani nota kesepahaman dengan tiga perguruan tinggi dari Bosnia-Herzegovina.
UNIVERSITAS Jenderal Achmad Yani (Unjani) menandatangani nota kesepahaman dengan tiga perguruan tinggi dari Bosnia-Herzegovina.

CIMAHI, (PR).- Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani) menandatangani nota kesepahaman dengan tiga perguruan tinggi dari Bosnia-Herzegovina. Kerjasama yang ditandatangani di Auditorium Gedung Hindarto Joesman Fakultas Kedokteran Unjani ini, dilakukan dalam transfer keilmuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, budaya antarnegara.

Penandatanganan kerjasama dilakukan oleh Rektor Unjani Cimahi Witjaksono M.Sc, NSS, dan Rektor Unjani Yogyakarta Brigjen TNI (Purn) Djoko Susilo, bersama Rektor Universitas Tuzla Profesor Nermina Hadzigrahic, Wakil Rektor Universitas Mostar Profesor Veldin Ovcina, dan Asisten Profesor Harun Hodzic selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Zenica.

Nota kesepahaman itu mengenai pendidikan termasuk pertukaran mahasiswa, dosen, dan penelitian bidang kedokteran dan teknik. Dalam kegiatan tersebut juga terdapat kuliah singkat dari Prof Ermina Iljazovic MD, PH.D, dari Departement of Phatology, Clinical Center Universitas Tuzla.

Rombongan dari Bosnia-Herzegovina juga diberi pengenalan alat musik Angklung sebagai warisan budaya dunia yang dikukuhkan Unesco. Rektor Unjani Cimahi Witjaksono M.Sc. NSS mengatakan, kerjasama yang dibangun antara Unjani dan 3 perguruan tinggi di Bosnia-Herzegovina berkat inisiasi Duta Besar Indonesia untuk Bosnia Herzegovina Amelia Achmad Yani.

"Beliau menjembatani Unjani bisa berkenalan dan menjalin kerjasama dengan universitas ternama di Bosnia. Hal ini sebagai upaya meningkatkan mutu Unjani dalam Tri Darma Perguruan Tinggi," ujar Witjaksono, Kamis 25 Oktober 2018.

Kerjasama dilakukan terutama dalam sektor akademik dan penelitian.

"Akan ada transfer ilmu yang bisa kami dapat, seperti kegiatan hari ini ada ilmu baru yang disampaikan Prof Ermina. Ke depan, kami juga akan coba membawa dosen muda maupun senior untuk berbicara di universitas disana. Untuk itu, akan ditingkatkan mutu dan kualitasnya," ucapnya.

Dalam pertemuan dengan Duta Besar Bosnia untuk Indonesia sekitar enam bulan lalu di Jakarta, lanjut Witjaksono, kerjasama antarnegara dilakukan karena Bosnia menilai mayoritas penduduk Indonesia beragama muslim dan merupakan negara dengan Islam yang netral. Karena itu, kerjasama dalam berbagai aspek dilakukan untuk mempererat hubungan kedua negara.

"Bosnia memiliki universitas yang bahkan sudah ada sejak jaman kerajaan Ottoman. Banyak yang bisa kita serap keilmuannya dari mereka. Mereka tertarik kepada Indonesia karena negara mayoritas muslim dan netral. Indonesia bisa memberi contoh kehidupan harmonis dalam keberagaman," katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat