kievskiy.org

Cicadas, Keras dan Sibuk Sejak Dahulu

FOTO udara kawasan timur Bandung tahun 1923, termasuk Cicadas.*/MINISTERI VAAN DEFENSIE-NIMH BELANDA
FOTO udara kawasan timur Bandung tahun 1923, termasuk Cicadas.*/MINISTERI VAAN DEFENSIE-NIMH BELANDA

SEBELUM dilakukan perluasan Kota Bandung, kawasan Cicadas pada masa lalu sempat menjadi ”gerbang” kota.

Di kawasan Cicadas terdapat jalur jalan raya yang menghubungkan daerah timur dan persimpangan ke selatan di Stasiun Kereta Api Kiaracondong. 

Jalur itu sampai dengan saat ini menjadi lalu lintas masyarakat urban yang mencari nafkah di Kota Bandung.

Kisah masa lalu kawasan Cicadas Pikiran Rakyat telusuri dari sejumlah sumber seperti arsip Delft University of Technology Belanda dan arsip surat kabar di Koninklijke Bibliotheek Delpher Belanda.

Cicadas sudah dikenal sejak zaman kolonial Belanda dan sejumlah aktivitas tahun 1950-an. Perjalanan masa itu juga menjadikan kawasan Cicadas sebagai daerah padat penduduk, baik itu pada zaman lintasan jalan utama masih bernama Groote Postweg, kemudian berubah menjadi Jalan Raya Timur, lalu Jalan Ahmad Yani seperti yang kini dikenal.

Dalam peta Kota Bandung edisi Inggris tahun 1945 yang arsipnya tersimpan di Centrale Bibliotheek Amsterdam Belanda, kawasan Pasar Cicadas ada pada tikungan jalan bernama Engelenweg (kini bernama Jalan Cikutra). Ada pun kawasan Engelenweg memotong kawasan Cicadas, dengan dikelilingi kawasan Sekepondok, Lemahneundeut, Sukarasa, Cidurian, Cimuncang, Jelekong, Sukamulya, Warung Suwung, dan Sukanegla dengan dibatasi Sungai Cibeunying serta kawasan Cikaso.

Surat kabar De Indische terbitan 9 Juni 1925 yang mengutip Algemeen Indisch Dagblad (AID) memberitakan, kawasan Cicadas saat itu sudah menjadi kawasan tak aman, yang efeknya terjadi sampai sejumlah kawasan sekitar timur Bandung. Kondisi itu terutama terjadi pada malam hari, karena banyaknya perampokan dan pencurian.

Disebutkan pula, di kawasan Cicadas umum terjadi banyak orang mabuk dan saling berkelahi, para penjahat dari kawasan itu dikenal brutal, apalagi polisi jarang berpatroli di kawasan tersebut.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat