kievskiy.org

Orang Sunda pun Tak Takut Merantau

SEBAGIAN orang Sunda yang merantau ke Medan. Dengan berbagai kepentingan, mereka meninggalkan kampung halaman dan tak gentar pergi merantau. Mereka ditemui dalam acara Paguyuban Pasundan Sumatera Utara, Minggu, 3 Maret 2019.*/NOVIANTI NURULLIAH/PR
SEBAGIAN orang Sunda yang merantau ke Medan. Dengan berbagai kepentingan, mereka meninggalkan kampung halaman dan tak gentar pergi merantau. Mereka ditemui dalam acara Paguyuban Pasundan Sumatera Utara, Minggu, 3 Maret 2019.*/NOVIANTI NURULLIAH/PR

LABELING "adat ka kurung ku iga" dan "kurung batokeun" bagi orang Sunda terbantahkan dengan banyaknya orang etnis Sunda yang hidup bertahan di tanah rantau.  Seperti halnya orang Sunda yang menetap di Medan, Sumatera Utara. Mereka berhasil melawan perbedaan alam Sunda yang sejuk dan juga budaya lemah lembutnya.

Hal itu terlihat dari perkumpulan mahasiswa asal Jawa Barat di Medan dalam organisasi Paguyuban Pasundan. Mereka berani memilih keluar dari zona nyamannya dengan berbagai motif. 

Yusuf misalnya, warga Samarang, Garut, itu sejak keluar SMA memutuskan untuk mengenyam bangku kuliah di Universitas Harapan Medan. Lelaki 24 tahun itu menyusul sang orang tua yang sudah lebih dulu mentap di Medan. 

"Dulu ayah saya jualan jemuran di sini," ucap dia yang ditemui di pengukuhan pengurus Paguyuban Pasundan Sumatera Utara di Medan Internasional Convention Center,  Minggu, 3 Maret 2019. Hadir saat itu Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sebagai tamu kehormatan. 

Dia mengaku tak menemui kesulitan yang berarti ketika harus beradaptasi dengan budaya orang Medan yang dikenal keras dan tegas. Dari cuaca yang relatif panas pun Yusuf nikmati dengan senang. 

Senada dengan Yusuf, Mohammad Ridwan Nabawi (20) asal Pagelaran, Cianjur, pun memilih untuk kuliah di Medan. Terjangkaunya biaya pendidikan di Medan menggiring dia untuk kuliah Stikes Inda Medan. Menurut dia, tak hanya dia seorang yang asal Jabar di sana. Ternyata ada 15 mahasiswa lain yang juga asal Sunda. 

Ridwan pun merasa kerasan tinggal di salah satu kota besar di Indonesia itu. Terlebih dia pun kini terlihat lebih mirip dengan orang pribumi dengan logat khasnya. "Saya mah Sunda teteh, orang Cianjur tapi memang kalau pulang ke rumah teh si mamah kadang sok ambek. Da saya soalnya kalau ngomong siga nu ngagorowok padahal mah biasa," kata dia dengan aksen sunda campuran. 

Ketika ditanyakan kemungkinan akan kembali ke tanah kelahiran dia, Ridwan masih belum bisa memastikan. Dia hanya ingin fokus menyelesaikan kuliahnya yang tinggal satu tahun itu. Selebihnya dia malah sering mempromosikan kampus nya ke Jabar agar banyak yang kuliah di Medan. 

Diakui mereka, komunitas orang Sunda sering berkumpul setidaknya satu bulan sekali. Saat itu jumlahnya bisa ratusan meski jumlah orang Jabar yang merantau di Medan itu jumlahnya ribuan orang. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat