kievskiy.org

Tingkat Kerelawanan Tinggi, Solidaritas Akan Jadi Kenormalan Baru Usai Pandemi Covid-19

ILUSTRASI COVID-19.*
ILUSTRASI COVID-19.* /PIXABAY

PIKIRAN RAKYAT – Pandemi Covid-19 yang melahirkan krisis di banyak bidang kehidupan memberikan peluang bagi masyarakat sipil dan pemerintah untuk memperkokoh solidaritas sebagai kenormalan baru.

Tingkat kerelawanan tinggi yang dimiliki penduduk Indonesia merupakan bekal strategis untuk  mewujudkan kenormalan baru tersebut.

Berdasarkan Indeks Kesejahteraan Legatum (Legatum Prosperity Index) 2019, Indonesia merupakan negara dengan tingkat kesukarelawanan tertinggi di dunia.

Baca Juga: Main di Persib tak Cukup Hanya Bagus jadi Pesan Atep untuk Pemain Muda Maung Bandung

Dalam satu dekade terakhir, semakin besar proporsi penduduk yang melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan sosial dan sipil. 

“Kerelawanan kaum muda kita sangat tinggi. Intuisi kemanusiaannya masih berjalan bagus. Ini isyarat yang memberi harapan,” kata Bambang Sugiharto, guru besar Fakultas Filsafat Universitas Parahyangan (Unpar) Bandung dalam webinar “Hikmah Covid-19: Inspirasi Slavoj Zizek dan Yuval Harari”, Jumat 15 Mei 2020.

Menurut Bambang, modal sosial berupa kerelawanan tinggi ini bisa menjadi titik awal yang baik. Namun harus ada kerja lebih kuat lagi untuk menaikkan tingkatannya, dari kerelawanan karitatif yang didasari rasa iba atau kasihan menjadi solidaritas universal atas kemanusiaan.

 Baca Juga: Tertahan di Perbatasan Meksiko, Dokter Pencari Suaka AS Siaga Virus Corona

“Bersedekah karena tidak tahan melihat orang lain menderita boleh saja sebagai tindakan awal yang bagus. Tapi setelah itu kita harus melakukannya secara sistematis untuk mengentaskan dan memberdayakan betul mereka yang paling lemah, yang paling menderita,” tutur penulis buku “Postmodernisme: Tantangan bagi Filsafat” (1996) tersebut.

Bambang menyebut pandemi Covid-19 sebagai krisis yang menguji tingkat keadaban masyarakat dan bangsa yang selama ini masih ada di taraf bertahan hidup yang paling rendah. Kebiasaan mengutamakan kepentingan sendiri atau golongan dan kegemaran menyalahkan pihak lain harus ditinggalkan. Memperkokoh solidaritas berarti melihat orang lain sebagai sesama manusia yang memiliki substansi sama, terlepas dari apapun suku, agama, ras, dan golongan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat