kievskiy.org

Patut Dicontoh, Inisiatif Para Pedagang Pasar Stasiun Majalaya Bandung Terapkan Protokol Kesehatan

DILAKUKAN secara swadaya, protokol kesehatan di Pasar Stasiun (Pasar Desa) Majalaya patut dicontoh.*
DILAKUKAN secara swadaya, protokol kesehatan di Pasar Stasiun (Pasar Desa) Majalaya patut dicontoh.* /Pikiran-rakyat.com/Handri Handriansyah

PIKIRAN RAKYAT - Pedagang Pasar Stasiun Majalaya, Kabupaten Bandung berswadaya menerapkan protokol kesehatan.

Secara disiplin, para pedagang di pasar yang berstatus pasar desa itu, memberi contoh kepada para pengunjung terkait penggunaan masker, pelindung wajah (face shield) guna memutus mata rantai Covid-19.

Dalam penerapannya, para pedagang mendapat dukungan dari aktivis karang taruna, pemerintah desa dan tokoh masyarakat setempat.

Baca Juga: Sempat Ditutup Sementara Waktu, Mulai Hari Ini Pasar Sadang Serang dan Leuwipanjang Kembali Dibuka

Mereka menyuplai kebutuhan alat pelindung tersebut serta memasang media informasi warga sebagai sarana edukasi.

Menanggapi inisiatif tersebut, Wakil Bupati Bandung Gun Gun Gunawan memberi apresiasi besar.

"Ini bisa menjadi contoh untuk pasar-pasar lain di tengah kondisi pandemi Covid-19," ujarnya saat mengunjungi Pasar Stasiun Majalaya, Kamis, 18 Juni 2020.

Baca Juga: Bela Adik Ipar, Rifky Balweel: Dia Bukan Cewek Kayak Gitu

Menurut Gun Gun, pandemi memang memunculkan kekhawatiran tersediri di masyarakat. Namun pasar sebagai salah satu pusat kegiatan ekonomi dan pemenuhan kebutuhan pokok, tetap harus beroperasi.

"Di pasar ada kebiasaan masyarakat di mana kalau tidak bertatap muka dan tawar-menawar, rasanya tidak seperti belanja. Jadi protokol kesehatan menjadi hal krusial yang harus ditanamkan menjadi kebiasaan di masyarakat," kata Gun Gun.

Terlebih, kata Gun Gun, Covid-19 masih akan terus menjadi ancam di tengah masyarakat sampai ditemukannya vaksin. Namun hal itu jangan sampai menghambat produktivitas dan geliat ekonomi masyarakat.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Dorong Kebangkitan Ekonomi Warung di Kota Bandung

Pemkab Bandung, kata Gun Gun, saat ini terus menggencarkan rapid test terhadap para pedagang pasar tradisional. langkah itu hanya merupakan screening awal untuk memetakan pola penyebaran.

Dengan segala keterbatasan, hal tersebut memang sulit untuk bisa dilakukan secara menyeluruh. "Namun yang terpenting adalah bukan harus dites atau tidaknya, tetapi bagaimana menanamkan kedisiplinan pada pedagang dan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19," ucapnya.

Sementara Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bandung Uwais Qorni menegaskan bahwa pihaknya saat ini sudah membentuk tim khusus yang bertugas untuk memantau penerapan protokol kesehatan di pasar tradisional secara rutin. "Tim kami memantau ke lapangan setiap empat hari sekali," ujarnya.

Terkait rapid test, Uwais mengakui bahwa saat ini pihaknya masih fokus menyasar pasar tradisional yang menjadi binaan Pemkab Bandung. Namun ia berjanji bahwa pasar desa dan pasar tumpah pun akan disentuh.

Hal itu dibenarkan oleh kepala Disperindag Popi Hopipah saat rapid test di Pasar Soreang pada hari yang sama. "Pasar-pasar kecil yang ada di desa-desa juga akan kami rapid test. Karena skala kecil, nanti tim akan dibagi agar pelaksanaan tes bisa cepat," ujarnya.

Untuk pasar tradisional binaan Pemkab Bandung sendiri, Popi melansir saat ini rapid test sudah dilakukan terhadap sedikitnya 950 pedagang di 6 pasar di kecamatan. Meski sempat ada beberapa pedagang yang reaktif, namun hasil swab test mereka menunjukan negatif Covid-19.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat