kievskiy.org

Sempat Reaktif dalam RDT, Hasil Swab 3 Pedagang Pasar di Majalaya Bandung Negatif Covid-19

TES swab di Pasar Majalaya, Kabupaten Bandung.*
TES swab di Pasar Majalaya, Kabupaten Bandung.* /HANDRI HANDRIANSYAH/PR

PIKIRAN RAKYAT - Sebanyak tiga pedagang pasar tradisional di Kecamatan Majalaya, mendapatai hasil reaktif dalam rapid test yang digelar Disperindag dan Dinkes Kabupaten Bandung pada 4 Juni 2020 lalu.

Namun setelah menjalani tes swab, mereka dinyatakan negatif atau tidak terpapar Covid-19.

Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan pada Dinkes Kabupaten Bandung Wiwit Widiastuti mengatakan, secara keseluruhan saat ini sudah sekitar 282 pedagang pasar tradisional yang menjalani pemeriksaan di Kecamatan Baleendah, Cicalengka dan Majayala.

Baca Juga: Pangandaran Mulai Dibuka, Tingkat Kunjungan Wisatawan Langsung Meningkat

"Setelah 100 orang di Pasar Baleendah dan 32 pedagang Pasar Cicalengka, disusul 150 pedagang pasar di Majalaya," ujarnya saat dihubungi Minggu, 7 Juni 2020.

Selain di Majalaya, kata Wiwit, di Pasar Baleendah pun pihaknya sempat menemukan hasil reaktif dari rapid test yang dijalani oleh empat pedagang.

Namun mereka juga akhirnya dinyatakan negatif berdasarkan hasil tes swab.

Baca Juga: BEM UI Gelar Diskusi #PapuanLivesMatter, Pihak Kampus Justru Menyesalkannya

Wiwit menambahkan, pihaknya akan terus melakukan rapid test sebanyak-banyaknya terhadap pedagang pasar meskipun tidak mematok target jumlah khusus. "Kami mencoba melakukan pemetaan kontak resiko dengan mengambil sampel," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Bandung Popi Hopipah mengatakan, pemeriksaan di Majalaya dilakukan terhadap pedagang Pasar Baru dan Pasar Bingung Majalaya.

"Tes ini sengaja dilakukan di pasar-pasar, karena banyak kejadian penularan Covid-19 di pasar tradisional," ujarnya.

Baca Juga: Berkurang Drastis, Warga Purwakarta Positif Covid-19 Tersisa Tujuh Orang

Popi menambahkan, beberapa pasar seperti Pasar Cileungsi di Bogor dan Pasar Antri di Cimahi bahkan sempat menjadi klaster baru penyebaran Covid-19 di Jabar. Ia berharap gencaranya pemeriksaan membuat hal serupa tidak terjadi di Kabupaten Bandung.

Meskipun sejauh ini tidak ditemukan pedagang dan konsumen pasar tradisional yang positif, Popi berharap mereka tetap waspada terhadap penyebaran Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan selama di pasar dengan tetap menggunakan masker, menjaga jarak dan selalu membawa hand sanitizer.

Menurut Popi, pihaknya sendiri akan terus menggelar tes di semua pasar Kabupaten Bandung. Setelah di Majalaya, rencananya Pasar Banjaran akan menjadi target pemeriksaan berikutnya.

Baca Juga: Tega Dorong Lansia hingga Berdarah saat Demonstrasi Floyd, Dua Polisi AS Akhirnya Serahkan Diri

"Insya Allah minggu depan, kita akan melaksanakan pemeriksaan rapid test Covid-19 di Pasar Banjaran. Mengingat dalam pelaksanaan rapid test ini mengukur kekuatan dan tenaga dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung dan puskesmas yang berbagai tugas di lapangan," tutur Popi.

Selain itu, dengan diberlakukannya adaptasi kebiasaan baru (AKB), kini di pasar-pasar di Kabupaten Bandung dijaga oleh TNI-Polri dan Satpol PP untuk mengawasi warga dan pedagang agar terus menjaga jarak dan menggunakan masker.

"Pelaksanaan rapid test ini juga dalam rangka menjelang pelaksanaan new normal atau aktivitas normal baru," ucapnya.

Sementara itu berdasarkan data Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupupaten Bandung, jumlah kasus positif per 7 Juni 2020 mencapai 84 orang. Jumlah tersebut mengalami kenaikan 5 kasus dibandingkan dengan sehari sebelumnya yang hanya 79 kasus.

Dari jumlah tersebut, hanya 25 orang berstatus positif aktif dan tengah dirawat. Sedangkan sisanya 54 orang dinyatakan sembuh dan korban meninggal dunia masih tetap 5 orang.

Meskipun demikian, orang tanpa gejala (OTG) di Kabupaten Bandung tercatat mengalami kenaikan 23 orang dari sebelumnya 20 orang menjadi 43 orang. Begitu pula pasien dalam pengawasan (PDP) bertambah 5 orang dari 111 menjadi 116 orang.

Sedangkan orang dalam pemantauan (ODP), justru mengalami penurunan signifikan sebanyak 22 orang. Jika sebelumnya masih 66 OPD, kini hanya tinggal 44 orang.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat