kievskiy.org

Masjid Al Jabbar Penuh Sampah, Pengamat Tata Kota: Didesain Untuk Wisata Bukan Hanya Ibadah

Pengunjung mengambil gambar bagian mihrab Masjid Al Jabbar di Jalan Cimincrang, Kecamatan Gedebage, Kota Bandung, Rabu (21/12/2022). Mulai Senin hingga Sabtu (2-7/1/2023), pada waktu-waktu tertentu Masjid Raya Al-Jabbar ditutup karena ada pemeliharaan karpet.
Pengunjung mengambil gambar bagian mihrab Masjid Al Jabbar di Jalan Cimincrang, Kecamatan Gedebage, Kota Bandung, Rabu (21/12/2022). Mulai Senin hingga Sabtu (2-7/1/2023), pada waktu-waktu tertentu Masjid Raya Al-Jabbar ditutup karena ada pemeliharaan karpet. /Pikiran Rakyat/Armin Abdul Jabbar



PIKIRAN RAKYAT - Masjid Raya Al Jabbar yang diresmikan pada 31 Desember 2022 lalu menjadi perbincangan masyarakat. Pasalnya, baru diresmikan beberapa hari 1,9 ton sampah mengotori Masjid Raya Al Jabbar.

Tak hanya itu, kolam yang berada di lingkungan masjid dijadikan tempat berenang oleh pengunjung yang membawa anak kecil.

Melihat fenomena tersebut, Pengamat Tata Kota, Jejen Jaelani pun mempertanyakan desain secara sosiologis dari Masjid Raya Al Jabbar tersebut.

"Secara desain kita harus menyadari Masjid Al Jabbar bukan untuk masjid fungsional yang orang datang untuk beribadah lalu pulang, tapi di desain untuk masjid wisata," ujarnya kepada Pikiran-Rakyat.com.

Baca Juga: Waspada Eks Siklon Tropis Ellie, Beberapa Wilayah Indonesia Diprediksi Hujan hingga Angin Kencang

Menurutnya, bukan hanya masyarakat sekitar saja yang mengunjungi masjid tersebut, namun masyarakat dari berbagai kota berbondong-bondong untuk menikmati keindahan Masjid Raya Al Jabbar.

Sehingga, lanjut Jejen, tak sedikit masyarakat yang akan datang membawa makanan dan makan bersama dengan sanak saudara di masjid tersebut.

"Orang datang kesitu (Masjid Raya Al Jabbar) untuk wisata, dalam artian mereka pasti, apalagi mereka yang jarak jauh datang bersama keluarga pasti botram, secara sosiologis fakta masjid wisata pasti begitu," ujarnya.

Jejen pun mencontohkan Masjid Raya Bandung yang terbukti menjadi tempat wisata masyarakat Bandung dan kota lainnya yang berkunjung ke Bandung.

Sehingga, menurutnya Masjid Raya Al Jabbar harus diperhitungkan desain secara sosiologisnya dan tak hanya berpikir jika masyarakat hanya datang untuk beribadah saja.

"Saya kira dalam desain dan perencanaan kan kita bisa diperhitungkan nggak sih secara sosiologisnya, bukan karena 'ah masjid ini estetik kalo dibikin video bagus, difoto bagus', tapi secara fungsional mereka menyadari itu nggak?" ungkapnya.

"Menyadari mereka datang berbondong-bondong untuk berwisata tujuannya. Ya wisaya, ya sholat, ya menikmati arsitekturnya. Tapi mereka pasti makan, pasti bawa anak-anak apakah secara desain, secara perencanaan itu disadari nggak," katanya.

"Kan kalo misalnya si perencana menyadari itu mestinya membangun masjid itu dengan fungsi-fungsi yang lain," jelasnya.

Baca Juga: Aldila Jelita Buka Donasi untuk Pengobatan Indra Bekti, Keluarga Tidak Tahu

Ridwan Kamil Buka Suara

Gubernur Jawa Barat sekaligus Ketua DKM Masjid Raya Al Jabbar Ridwan Kamil memastikan pihaknya saat ini tengah membenahi Masjid Raya Al Jabbar yang baru diresmikan pada 30 Desember 2022 lalu.

Di antaranya sampah yang berserakan, karpet perlu dibersihkan dan kolam yang bukan diperuntukan bermain air, malah jadi kolam bermain anak.

"Al Jabbar ini hal baru, kemudian ramai sekali. Lebih baik ramai sekali daripada tidak ramai. Ini masalah karena ramai sekali makanya tadi dirapatkan dan akan diperbaiki, nanti akan ada papan pengumuman, akan ada woro-woro pasukan pakai Toa untuk mengingatkan tidak buang sampah sembarangan, tidak main air di kolam yang bukan seharusnya," ujar dia usai menggelar rapat awal tahun di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin, 2 Januari 2023.

"Kemudian PKL ditertibkan, kampanye kebersihan dan lain-lain," tuturnya melanjutkan.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat