kievskiy.org

Keberatan Warga Atas TPS Darurat Sarimukti Bermunculan, Gangguan Kesehatan dan Lingkungan Jadi Alasan

Alat berat beroperasi di akses Tempat Pembuangan Sampah (TPS) sementara/darurat Sarimukti, Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Rabu, 30 Agustus 2023. Keberatan warga atas kehadiran TPS itu bermunculan.
Alat berat beroperasi di akses Tempat Pembuangan Sampah (TPS) sementara/darurat Sarimukti, Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Rabu, 30 Agustus 2023. Keberatan warga atas kehadiran TPS itu bermunculan. /Pikiran Rakyat/Bambang Arifianto

PIKIRAN RAKYAT - Keberatan warga atas pembangunan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) sementara/darurat di Sarimukti bermunculan. Persoalan gangguan kesehatan dan lingkungan menjadi musabab ketidaksetujuan warga.

Keberatan tersebut salah satunya muncul dari Edi (69), warga Kampung Cicadas, Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat. Ia khawatir kehadiran TPS darurat yang menjadi pengganti sementara TPA Sarimukti yang ditutup akibat kebakaran tersebut berdampak buruk terhadap kesehatan. "Seueur panyawat we (Jadi banyak penyakit)," tutur Edi saat ditemui di kawasan Desa Sarimukti, Rabu, 30 Agustus 2023.

Keberadaan TPA Sarimukti sebelumnya juga menjadi contoh terganggunya warga dan lingkungan. Selain menimbulkan bau, TPA tersebut juga mencemari Sungai Cipicung. Edi mengaku tak bisa lagi menggunakan air Cipicung untuk mengairi sawahnya. Ia pernah memakai air sungai yang tercampur lindi atau limbah cair TPA. Hasilnya, bulir padinya kempes alias tak berisi. Cipicung juga sudah tak bisa dipakai untuk mandi dan kebutuhan warga lainnya.

Kini, Edi juga terkena dampak kebakaran Sarimukti. Hingga kini, ia mengaku mengalami sesak napas akibat kepulan asap kebakaran itu yang menjangkau tempat tinggalnya. "Napas teh kirang lancar (Bernafas juga jadi susah)," ucapnya.

Baca Juga: Api Membara di TPA Sarimukti, Ancaman Polusi Udara dan Kepungan Sampah di Depan Mata

Berbagai dampak buruk itu menjadi latar belakang keberatan Edi atas kehadiran TPS sementara yang dibangun di zona Sarimukti. Hal senada disampaikan istri Edi, Sariah (60). Asap kebakaran juga ditengarai mengganggu kesehatan cucunya yang masih berusia 3,6 tahun yang terserang pilek. "Tina kesehatan (Persoalan kesehatan yang menjadi alasan keberatan)," tuturnya.

Sementara itu, Manajer Advokasi dan Kampanye Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Jawa Barat Wahyudin mengatakan, pembukaan TPS darurat bukanlah solusi. "Kalau kita (kami) jelas, kita sudah tidak mendukung lagi Sarimukti dijadikan TPA walaupun bentuknya alternatif," kata Wahyudin saat ditemui di Kantor Walhi Jabar di Kota Bandung. TPA Sarimukti, tuturnya, mulanya juga dibuka sebagai tempat darurat akibat peristiwa TPA Leuwigajah.

"Lokasi yang awalnya dijadikan sebagai tempat darurat saja kondisinya akhirnya menjadi tempat pembuangan akhir," ujarnya. ‎Persoalan sosialisasi pembukaan TPS darurat kepada warga juga menuai pertanyaan. "Jangan-jangan masyarakat di sekitar Sarimukti itu enggak tahu," ucapnya. Warga juga perlu ditanya terkait sikap mereka atas kehadiran TPS sementara tersebut.

"Dan ditanya bukan hanya kepala desa, karena kepala desa juga belum merepresentasikan masyarakat yang ada di sekitar Sarimukti," ucapnya. Menurut Wahyudin, pengurang sampah dari hulu dan rumah tangga melalui pemilahan yang mesti ditegaskan oleh pemerintah. Dunia usaha juga punya tanggung melaksanakan hal tersebut. Di sisi lain, Perhutani selaku pemilik lahan Sarimukti juga harus bertanggung jawab terkait pemberian izin untuk penggunaan lahan untuk pembuangan sampah tersebut.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat