kievskiy.org

Kondisi Sekolah di Bandung Barat Memprihatinkan, Mana Janji Arsan Latif

Penjaga sekolah memperbaiki kursi yang rusak di SD Negeri Cibungur Kelas Jauh Cijuhung, Kampung Cijuhung, Desa Margaluyu, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat pada Senin 19 Februari 2024.
Penjaga sekolah memperbaiki kursi yang rusak di SD Negeri Cibungur Kelas Jauh Cijuhung, Kampung Cijuhung, Desa Margaluyu, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat pada Senin 19 Februari 2024. /Dok. Ivan Abdurrahman Junianto

PIKIRAN RAKYAT - Sebulan berlalu, janji Penjabat Bupati Bandung Barat Arsan Latif yang akan membantu perbaikan kerusakan Sekolah Dasar Negeri Kelas Jauh Cijuhung di Kampung Cijuhung, Desa Margaluyu, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat tak kunjung terealisasi. Siswa sekolah itu hingga kini masih belajar dengan kondisi bangunan dan perlengkapannya yang rusak.

Janji Arsan sebelumnya disampaikan saat ia berkunjung ke Cijuhung dalam kegiatan distribusi logistik pemilu pada Selasa 13 Februari 2024. Di kampung terpencil tersebut, Arsan sempat mengunjungi bangunan SD tersebut dan berdialog dengan gurunya serta menjanjikan bantuan perbaikan.

Bangunan SD yang hanya memiliki tiga lokal/kelas tersebut juga dipakai untuk kegiatan belajar mengajar SMP kelas jauh selama ini. "Karena di sini ada SD-nya dan sekaligus SMP-nya, termasuk fasilitasnya kita (kami) segera siapkan," ujar Arsan.

Ia juga mengeklaim, pendidikan merupakan urusan nomor satu yang menjadi perhatian Pemerintah KBB. Namun hingga ‎Rabu 13 Maret 2024 atau sebulan kemudian, bantuan itu tak terwujud.

"‎Teu acan aya kabar (Belum ada kabar bantuan perbaikan direalisasikan)," kata Ivan Abdurrahman Junianto (34) salah satu guru sekolah tersebut saat dihubungi Pikiran Rakyat.

Perbaikan seadanya

Ia berharap, perbaikan segera bisa diwujudkan. Pasalnya, aktivitas belajar di sekolah itu sudah kurang nyaman mulai dari lantai keramik terlepas dan tembok dinding depan sekolah yang mulai terkikis. Meja dan kursi murid pun rusak. Ivan juga kerap memperoleh laporan dari muridnya.

"Bapak korsi abdi ruksak (Bapak, kursi saya rusak)," kata Ivan menirukan laporan siswanya.‎ Perbaikan seadanya pun dilakukan sekolah dengan sistem kanibal yakni kursi yang sangat rusak dicopot lalu ditempelkan/dipasang di kursi yang lain. Sementara itu, ruangan kelas terkena kepulan debu dan kotor setelah lantai keramiknya terlepas.

Selain perbaikan, Ivan juga berharap, ‎adanya penambahan ruangan kelas serta pembangunan ruangan kantor sekolah. Meski begitu, ia tak menampik bantuan tersebut mesti melalui proses serta persoalan sekolah bukan hanya di Cijuhung. Namun, upaya-upaya apa yang mesti ditempuh sekolah agar bantuan perbaikan segera tiba juga kurang jelas.

Saran pengamat pendidikan

Persoalan pendidikan seperti bangunan sekolah yang rusak masih menjadi pekerjaan rumah Pemerintah KBB. Darda Abdullah Sjam, pengamat pendidikan asal KBB sekaligus‎ Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pasundan Bandung‎ sempat menyoroti persoalan itu beberapa waktu lalu. Ia prihatin kondisi ketidaklaikan sarana pendidikan di KBB. Sejumlah saran pun disampaikan Darda. Pertama, kepala daerah mesti berkomitmen terhadap dunia pendidikan.

"Dunia pendidikan adalah investasi dan alat peningkatan mutu sumber daya manusia di daerah Kabupaten Bandung Barat. Kedua, peluang pemanfaatan dana di luar alokasi APBD dalam peningkatan mutu pendidikan, seperti pemanfaatan CSR atau‎ bisa juga memusatkan Pokir para anggota dewan baik DPR RI, DPRD provinsi sampai DPRD kabupaten untuk bisa lebih berperan dalam pembangunan pendidikan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat