kievskiy.org

Apakah Quiet Quitting Baik bagi Kesehatan Mental? Ini Kata para Ahli

Ilustrasi fenomena Quiet Quitting yang jadi tren di dunia kerja saat ini.
Ilustrasi fenomena Quiet Quitting yang jadi tren di dunia kerja saat ini. /pexels-energepiccom

PIKIRAN RAKYAT - Berhenti dari pekerjaan seringkali membutuhkan serangkaian persyaratan, seperti menyerahkan pengunduran diri Anda, mengerjakan periode pemberitahuan, dan membuat dokumen serah terima.

Sebuah fenomena baru yang disebut Quiet Quitting mengubah pandangan itu.

Psikolog dan konsultan kesejahteraan, Lee Chambers mengatakan Quiet Quitting merupakan coping mechanism yang kerap digunakan untuk mengatasi kemungkinan kelelahan dan kerja keras kronis yang berlebihan.

"Ini juga dapat bermanifestasi ketika upaya yang cukup besar dalam suatu peran tidak dihargai dan dihargai, dan kurangnya pengakuan mengubah perilaku karyawan untuk melepaskan diri dari peran mereka," kata Lee, dilansir Pikiran-Rakyat.com dari Healthline.

Baca Juga: Apa Itu Quiet Quitting? Mengenal Prinsip yang Sedang Tren di Kalangan Anak Muda

Lee percaya Quiet Quitting dapat bermanfaat dalam banyak hal, terutama dalam hal memiliki kepercayaan diri untuk menerapkan batasan.

Meski demikian, Quiet Quitting merupakan istilah baru dan belum ada penelitian khusus tentang hal tersebut.

Namun, Chambers mengatakan ada penelitian yang jelas untuk menunjukkan penetapan batas adalah cara yang efektif untuk meningkatkan kesejahteraan dan melindungi dari kelelahan.

"Quiet Quitting memiliki potensi untuk meningkatkan penetapan batas, serta membantu orang menjauh dari produktivitas beracun," ujar Lee.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat