kievskiy.org

Fashionality 2023: Dari Tenun Majalaya hingga Tren Mode 2024

Ilustrasi fashion.
Ilustrasi fashion. /Pixabay/Ahmad Ardity

PIKIRAN RAKYAT - Pengelolaan kesan (impression management) merupakan aktivitas seseorang untuk membentuk pandangan orang lain terhadap dirinya berdasarkan simbol-simbol yang ditampilkan. Agaknya, harapan itulah yang ingin dihadirkan Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Jawa Barat ketika menampilkan Fashionality 2023 bertema Impression tahun ini.

Bertempat di Trans Convention Center, Trans Luxury Hotel, Kota Bandung, Selasa-Kamis, 12-14 Desember 2023, APPMI menggelar pekan mode tahunan terbesar di Jawa Barat. 

Di pengujung 2023 ini, di saat dunia bisnis perlahan kembali bangkit dari keterpurukan akibat pandemi Covid-19, Fashionality 2023 hadir sebagai ajang para desainer untuk menggelar karya terbaru yang akan mewarnai tren mode tahun 2024 mendatang lewat Fashion Tendance 2024. 

“Kami berharap agar lewat acara ini, seluruh pelaku bisnis kreatif terutama di dunia fesyen akan mampu secara mengesankan menampilkan ide-ide kreatif yang orisinil. Tentu dengan tak melepaskan diri dari keutamaan budaya nasional, sesuai dengan garis perjuangan kami yang berfokus pada pengembangan unsur-unsur lokal,” kata desainer sekaligus perwakilan APPMI Jawa Barat, Susan Zhuang, ketika ditemui di sela-sela acara. 

Baca Juga: Tips Makan Sehat Selama Liburan Akhir Tahun, Jaga Berat Badan Tetap Seimbang

Pekan mode ini dibuka dengan show bertajuk “Tribute to Harry Ibrahim: Habis Gelap Terbitlah Terang” di hari pertama. Show ini digelar untuk mengenang persahabatan dan kiprah desainer senior Harry Ibrahim yang berpulang pada Oktober 2023. Sebanyak 27 desainer menggelar karya untuk mengekalkan rasa hormat kepada Harry. 

Salah satu show yang paling menarik perhatian sepanjang perhelatan Fashionality 2023 adalah pesona wastra Tenun Majalaya yang dihadirkan di atas runway. Seperti desainer Ayu Dyah Andari yang mengangkat sejarah dibalik Sarung Majalaya –salah satu desain tenun sarung khas Jawa barat yang lekat dengan perkembangan industri tekstil di Indonesia.

Koleksi milik Ayu memadupadankan motif poléng yang menjadi titik temu desain Sarung Majalaya. Konon, motif sarung ini berjaya pada tahun 1930-1970. Akan tetapi, banyak variasi motif poléng yang hilang dimakan masa. 

Baca Juga: Daftar Tiket Kereta Api dari Bandung yang Masih Tersedia untuk Natal dan Tahun Baru, Ada 187.229 Tiket

Garis desain Ayu yang sangat feminim membangun kontras dengan palet warna sarung Majalaya yang cenderung gelap. Dihiasi sulaman payet handmade, koleksi kali ini bernuansa hijau tua, navy dan coklat tua. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat