kievskiy.org

Tragedi Kanjuruhan Disorot Dunia, Profesor Inggris Tergeleng-geleng Lihat Video Polisi Tembak Gas Air Mata

Aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk menghalau suporter yang masuk ke lapangan usai pertandingan BRI Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu malam (1/10/2022).
Aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk menghalau suporter yang masuk ke lapangan usai pertandingan BRI Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu malam (1/10/2022). /ANTARA Foto/Ari Bowo Sucipto ANTARA Foto/Ari Bowo Sucipto

PIKIRAN RAKYAT - Profesor asal Inggris Clifford Stott, menyoroti tindakan aparat kepolisian Indonesia ketika menangani massa yang masuk ke lapangan seusai laga Arema FC vs Persebaya di Kompetisi BRI Liga 1 2022.

Berbicara kepada Washington Post, Clifford Stott melihat beberapa video saat peristiwa Tragedi Kanjuruhan dan menilai bahwa apa yang dilakukan kepolisian dengan menembakan gas air mata adalah tindakan yang tidak proporsional. Penilaian ini juga diamini seorang pakar lain dan empat orang pembela hak-hak sipil.

Penggunaan gas air mata menurutnya menyebabkan banyak ratusan orang meninggal pada peristiwa tragedi tersebut. Sedikitnya ada 131 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka.

Situasi semakin memburuk lantaran di saat bersamaan beberapa pintu keluar terkunci. Massa yang panik karena gas air mata terjebak di satu titik.

Baca Juga: Komnas HAM: Tidak Ada Pemain Arema yang Luka, Suporter Masuk Lapangan Karena Ingin Beri Semangat

"Apa yang terjadi di Kanjuruhan adalah akibat langsung dari tindakan polisi yang dikombinasikan dengan manajemen stadion yang buruk," ujarnya dikutip dari The Washington Post, Kamis, 6 Oktober 2022.

"Menembakkan gas air mata ke tribun penonton saat gerbang terkunci kemungkinan besar tidak akan menghasilkan apa-apa selain korban jiwa dalam jumlah besar. Dan itulah tepatnya yang terjadi," ujar Clifford Stott, profesor dari Universitas Keele yang mempelajari kepolisian penggemar olahraga.

Masih pada sumber yang sama, The Washington Post, menyebut bahwa aparat kepolisian menembakan sedikitnya 40 peluru gas air mata ke area lapangan dan tribun dalam rentang waktu 10 menit. Sebagian besar peluru diarahkan ke tribun 11, 12 dan 13.

Polisi yang berada di area tribun 13 menembakkan gas air mata ke lapangan dan naik ke tribun, menyebabkan ribuan suporter berlari mencari perlindungan ke pintu keluar stadion.

Baca Juga: Deklarasikan Perdamaian, Suporter Persebaya dan Arema: Akhiri Permusuhan dan Awali Hubungan Baik

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat