kievskiy.org

Erick Thohir Jadikan Jepang Inspirasi untuk Membangun Sepak Bola Indonesia yang Bersih

Menteri BUMN Erick Thohir mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PSSI periode 2023-2027 pada KLB PSSI 16 Februari mendatang.
Menteri BUMN Erick Thohir mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PSSI periode 2023-2027 pada KLB PSSI 16 Februari mendatang. /Antara/Aprillio Akbar

PIKIRAN RAKYAT – Menteri BUMN RI Erick Thohir mencalonkan diri dalam bursa pemilihan Ketua Umum PSSI periode 2023-2027. Erick mengaku ingin membangun sepak bola Indonesia ke arah yang lebih baik soal tujuannya ikut meramaikan agenda tersebut.

Salah satu langkah yang ingin dilakukan adalah membangun sepak bola secara kolektif. Menurut dia, diperlukan persatuan dan kerja sama untuk menyusun rencana membangun sepak bola.

Dalam hal ini, Erick Thohir menjadikan Jepang sebagai inspirasi. Sebab kata dia, Jepang mencontohkan bahwa untuk membangun sepak bola tak bisa dilakukan dengan instan. Jepang bahkan telah menyusun cetak biru membangun sepak bola sejak 1991.

"Di sana main sepak bola tidak individualistis, tapi maju mundur seperti ombak. Di sana pemain bahkan memastikan loker bersih, penontonnya juga demikian. Ini kultur," kata Erick.

Baca Juga: WNI Dituduh Lecehkan Wanita Lebanon Saat Umrah, Berikut Fakta Versi Keluarga

Kemudian, kondisi lain yang harus dibenahi menurut mantan Presiden Inter Milan itu adalah soal kepentingan masyarakat dengan pemerintah. Ia menilai masih ada perbedaan pendapat antara pemerintah dengan masyarakat dalam membangun sepak bola.

"Kadang-kadang ada dikotomi antara olahraga dengan pemerintah. Tidak mungkin ketika ingin membangun sesuatu, pemerintah, masyarakat, asosiasi beda, itu nggak nyaman," ucapnya.

Selain itu, Erick juga menyinggung soal ketakutan masyarakat dalam memandang sepak bola Indonesia. Hal itu terjadi lantaran sepak bola kerap memakan korban, khususnya dari kalangan suporter. Maka dari itu, Erick menyatakan ingin membangun maruah sepak bola Indonesia menjadi pemersatu bangsa dan bukan malah memecah belah persatuan.

"Setiap ada pertandingan sepak bola masyarakat ketakutan, orang tua ketakutan anaknya yang jadi suporter nggak pulang. Jangan sampai sepak bola jadi kesedihan, bukan jadi kebahagiaan, orang tua kehilangan anaknya, kakak kehilangan adik, adik kehilangan kakak," kata dia. dikutip dari Antara.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat