kievskiy.org

Gula dari Limbah Kulit Singkong


 MAHASISWA IPB mempraktikkan cara pembuatan gula cair dari kulit singkong di kampus IPB Dramaga. Inovasi ini sekaligus memenangkan Event Macau International Exhibition 2015 dengan menyabet golden medal dan 3 special award.*
MAHASISWA IPB mempraktikkan cara pembuatan gula cair dari kulit singkong di kampus IPB Dramaga. Inovasi ini sekaligus memenangkan Event Macau International Exhibition 2015 dengan menyabet golden medal dan 3 special award.*

Sebagai salah satu dari 5 negara penghasil singkong terbesar di dunia, limbah kulit singkong pun sangat banyak. Sebagian digunakan sebagai pakan ternak, sedangkan sebagian besarnya lagi hanya menjadi penunggu tempat sampah. Data Badan Pusat Statistik menyebutkan produksi singkong nasional pada 2014 mencapai 23.458.128,00 ton. Di Bogor, wilayah Ciluar menjadi salah satu sentra produksi singkong. Melihat banyaknya limbah kulit singkong di Ciluar, 4 mahasiswa Institut Pertanian Bogor pun mengolah limbah kulit singkong menjadi gula cair. Keempat mahasiswa itu yakni Farauq Arrahman, Galih Nugraha, Putri Vionita, dan Abdul Azis juga memenangkan Event Macau Internasional Innovation dan Invention Exhibition 2015 dengan menyabet Golden Medal dan 3 Special Award. Salah seorang anggota tim, Farauq mengatakan persentase kulit singkong yang dihasilkan berkisar antara 15 persen hingga 20 persen dari berat umbi. Pemanfaatan kulit singkong sebagai pakan, kata Farauq, masih terbatas karena kulit singkong mengandung racun sianida yang dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu, ketika akan diolah menjadi gula cair, kulit singkong yang bagian putih direndam dengan air selama 3 hari untuk menghilangkan racunnya. "Inovasi ini sendiri sebenarnya lebih menonjolkan konsep zero waste atau pemanfaatan limbah. Meski, gula cair juga memungkinkan untuk dipasarkan dan menggantikan gula tebu ke depannya," ucap Farauq. Kulit singkong yang sudah direndam kemudian diblender hingga halus dan menghasilkan pati. Sebanyak 15 kilogram kulit singkong bisa menjadi 1 kilogram pati odan bisa menghasilkan 1,5 liter gula cair. "Sebenarnya, hampir semua bahan pangan yang mengandung pati bisa diolah menjadi gula. Hal ini tentu membuka peluang pengolahan bahan pangan lainnya menjadi gula sehingga kita tidak dibanjiri impor gula," kata anggota tim lainnya, Galih. Kulit singkong yang sudah diblender kemudian masuk ke tahap penambahan enzim alfa-amilase. Setelah itu, baru ke tahap sakarifikasi dengan cara pati yang telah terpecah menjadi dekstrin didinginkan. "Baru kemudian dimasukkan ke dalam toples kaca sakarifikasi dengan penambahan enzim amiloglukosidase," kata Galih. Setelah melalui proses sakarifikasi, bahan gula cair itu masuk proses pemucatan dengan arang aktif. Tahap selanjutnya, dilakukan penyaringan dan proses penguapan untuk memekatkan hasil gula cair dari 30-35 brix sampai 43-80 brix. Menurut Galih, kadar kalori gula cair kulit singkong jauh lebih rendah dibandingan gula tebu. Jika gula pasir biasanya kadar kalorinya mencapai 364 kilo kalori/100 gram, maka gula kulit singkong hanya sepertiganya atau sekitar 106 kilo kalori/100 gram. Oleh karena itu, gula cair kulit singkong cocok untuk penderita diabetes atau yang sedang diet. Kendalanya, tim belum memiliki alat untuk membuat gula cair menjadi kemasan padat seperti gula pasir. Dengan demikian, gula yang dihasilkan dikemas dalam botol besar untuk rumah tangga, botol untuk traveller, sachet untuk produk instan, serta dalam kemasan barrel (jumlah besar). Dosen pembimbing tim, Sugianta mengatakan penelitian ini perlu dikembangkan lebih lanjut. Salah satunya soal perhitungan biaya produksi. Apalagi, pengolahan gula cair kulit singkong sangat ditentukan oleh enzim yang relatif mahal harganya. Salah satunya karena pembelian enzim harus dalam jumlah besar. Selain itu, perlu juga diteliti apakah kandungan alkohol akan meningkat ketika gula cair itu difermentasikan. "Setidaknya, substitusi gula tebu yang sebenarnya tidak baik untuk kesehatan karena kalorinya terlalu tinggi," ucap Sugianta. u difermentasikan. "Setidaknya, substitusi gula tebu yang sebenarnya tidak baik untuk kesehatan karena kalorinya terlalu tinggi. Hanya saja, memang perlu diteliti lebih lanjut," ucap Sugianta.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat