kievskiy.org

Berpotensi Kongesti, Kemacetan di Tanjung Priok Perlu Diatasi

JAKARTA, (PR).- Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) atau Persatuan Pengusaha Pelayaran Niaga Nasional Indonesia menyatakan, kemacetan arus peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, yang terus berlangsung berpotensi kongesti. Kemacetan tersebut harus bisa diatasi agar tidak menghambat kelancaran arus ekspor-impor. Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto mengataka, kepadatan arus peti kemas terjadi dikarenakan persaingan usaha yang biasa terjadi. Mungkin ada satu pengelola terminal peti kemas memberikan tarif dan layanan yang bagus sehingga pemiliki peti kemas senang menggunakan jasa mereka. "Namun, kami mengharapkan para pengelola peti kemas meningkatkan pelayanan, bukan hanya memberikan tarif yang lebih murah, juga memberikan pelayanan yang cepat, tepat dan memuaskan," kata Carmelita Hartoto dalam siaran pers, di Jakarta, Senin 1 Agustus 2016. Saat ini di pelabuhan Priok terdapat empat fasilitas terminal peti kemas ekspor impor yang dikelola Jakarta International Container Terminal (JICT), TPK Koja, Mustika Alam Lestari (MAL) dan Terminal 3 Tanjung Priok. Namun, terdapat perbedaan tarif penanganan petikemas di Terminal 3 Tanjung Priok dan tiga terminal lainnya yaitu JICT, TPK Koja dan MAL. Besaran tarif terminal handling charges (THC) di Terminal 3 sebesar 95 dolar AS per kontainer. Dari jumlah itu, sebesar 73 dolar adalah biaya container handling charges (CHC) yang dibebankan oleh pengelola terminal dan sisanya atau 22 dolar merupakan surcharges pelayaran. Sedangkan jika di JICT, TPK Koja dan MAL dengan THC 95 dolar/peti kemas ukuran 20 feet, pelayaran hanya menikmati surcharges 12 dolar/boks dan selebihnya atau 83 dolar merupakan CHC yang diperoleh pengelola terminal peti kemas. "Dengan terjadi perbedaan tarif antara satu pengelola peti kemas kami melihat masih ada peluang agar THC untuk diturunkan. Hal ini agar bisa menekan biaya logistik sekaligus menarik minat pelanggan," kata Carmelita. Seperti diketahui, ratusan truk pengangkut peti kemas ekspor impor terlihat mengular di Pelabuhan Tanjuk Priok, Jakarta. Akibatnya, kemacetan di dalam pelabuhan tersibuk di Indonesia itu berpotensi kongesti. Kondisi semakin parah karena gate in dan gate out di Terminal 3 Priok hanya disiapkan masing-masing satu gate. INSA berharap PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II selaku badan usaha milik negara (BUMN) yang pengelola pelabuhan tersebut dapat mengatasi kemacetan yang disebabkan kepadatan arus petikemas itu. Carmelita juga meyakini bahwa kepadatan arus barang peti kemas di pelabuhan Priok akan dapat perhatian dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub), selaku regulator yang bertanggung jawab di bidang transportasi, khususnya laut. "Kami melihat dibawah kepemimpinan Pak Budi Karya Sumadi, Kemenhub dapat membantu menyelesaikan masalah ini. Kami melihat beliau mau mendengarkan masukan dunia usaha dan berkomitmen memperbaik kebijakan yang menyulitkan dunia usaha," katanya. Menurut Carmelita, INSA di bawah kepemimpinannya telah menyampaikan lebih dari 27 masukan di bidang regulasi pelayaran dan maritim kepada Kemenhub agar bisa menjadi pertimbangan dan dijadikan keputusan sehingga dalam mempermudah iklim usaha di tanah air.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat