kievskiy.org

Ekor dan Badan Helikopter Airbus Dipasok PT DI

DIRUT PT Dirgantara Indonesia Budi Santoso (kiri), President Airbus Helicopters Indonesia M Ludivoc Boistot (kedua kanan), dan Atase Pertahanan Perancis Capitaine de Fregate Gael Lacroix, melepas secara simbolis kontainer bermuatan
DIRUT PT Dirgantara Indonesia Budi Santoso (kiri), President Airbus Helicopters Indonesia M Ludivoc Boistot (kedua kanan), dan Atase Pertahanan Perancis Capitaine de Fregate Gael Lacroix, melepas secara simbolis kontainer bermuatan

BANDUNG, (PR).- PT Dirgantara Indonesia (Persero) kembali mengekspor dua bagian penting untuk helikopter yang dirakit Airbus. Rabu 15 Maret 2017, PT DI mengekspor tailboom (ekor) ke-50 dan fuselage (badan) assembly yang ke-6. Kegiatan dilaksanakan di hanggar assembly EC725/MK II Kawasan Produksi IV PT DI. Helikopter H225 (sipil)/H225M (militer) merupakan penamaaan terbaru dari EC225 untuk versi sipil dan EC725 untuk versi militer. 

Direktur Utama PT DI Budi Santoso mengatakan, pengiriman fuselage dan tailboom helikopter H225/H225M dari PT DI untuk Airbus Helikopter, Prancis menegaskan kerja sama PT DI dengan Airbus Helikopter dalam pengembangan kedirgantaraan yang kuat dan berkelanjutan di Indonesia. PT DI berperan sebagai global supply chain tailboom dan fuselage untuk Airbus Helikopter.

Keberhasilan kerja sama industri antara PT DI dan Airbus Helikopter dimulai lebih dari empat dekade lalu, dengan jumlah helikopter yang telah dikirimkan mencapai 40 helikopter. PT DI menjadi pemasok utama (single source) untuk tailboom dan pemasok fuselage helikopter EC725/H225M di dunia selain Spanyol. 

"Kami senang telah menjadi mitra tepercaya dan pemasok kepada Airbus Helikopter untuk bagian tailboom dan fuselage," katanya.

Nilai kerja sama pembuatan dua unit tailboom senilai 88.000 Dolar AS atau 44.000 Dolar AS per unitnya dan satu unit fuselage senilai 385.000 Dolar AS. Helikopter H225/H225M yang sebelumnya dikenal dengan nama EC225/EC725 merupakan helikopter generasi baru dari helikopter NA5332 Super Puma. 

"PT DI telah sanggup mengerjakan pesanan fuselage dalam jangka waktu 10 minggu. Sehingga dalam jangka waktu 2,5 bulan, PT DI mampu mengirimkan 1 fuselage terintegrasi ke Prancis. Sedangkan untuk tailboom dapat dikerjakan setiap 3 minggu sekali," ujarnya.

Berdasarkan kontrak PT DI akan memasok 125 fuselage dan 125 tailboom untuk helikopter H225/H225M dalam jangka waktu antara 10-16 tahun. Sebelum mampu menyerahkan badan helikopter H225/H225M secara terasembli, PT DI sudah menyerahkan 49 unit tailboom dan 5 unit fuselage. 

"Hubungan manufaktur yang kuat ini telah memperlihatkan perkembangannya yang pesat dalam hal industrialisasi produksi komponen penting di Indonesia. Kami akan melakukan kerja sama untuk pembuatan 125 shipsets di program MK2 yang seluruhnya dikerjakan oleh karyawan PT DI," ujarnya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat