kievskiy.org

Harus Dicegah, Beras Busuk di Gudang Bulog

ILUSTRASI beras  Bulog.*/ EVIYANTI/ PIKIRAN RAKYAT
ILUSTRASI beras Bulog.*/ EVIYANTI/ PIKIRAN RAKYAT

JAKARTA, (PR).- Problem beras busuk dalam jumlah ribuan ton di gudang-gudang Bulog belakangan ini mesti disikapi dengan tegas. Busuknya stok beras dinilai sebagai suatu indikasi adanya penyelewengan. Kebusukan dinilai dapat dicegah apabila penanganan beras di gudang Bulog tepat sesuai skema first in first out (FIFO) alias beras yang lebih dulu masuk gudang, lebih dulu juga keluar gudang.

Audit juga perlu segera dilakukan guna menelusuri bagaimana bisa beras tersebut mengalami kondisi tak layak tersebut. "Untuk menemukan solusi semua yang bertanggung jawab harus diperiksa. Kepala gudang harus diperiksa khusus. Atasannya juga. Jadi berantai itu. Bisa saja kelemahannya itu di pengawasan internal, yang mulai dari bawah sampai ke SPI, Satuan Pengawas Internal,” ujar Direktur Utama Perum Bulog periode 2009-2014, Sutarto Alimoeso, Kamis 23 Mei 2019.

Sutarto mengemukakan, sebenarnya selama ini Bulog sudah memiliki standar operasional prosedur (SOP) yang jelas terkait stok beras. Salah satunya diwajibkan skema FIFO. Data beras dari tiap gudang pun sebenarnya sudah bisa diakses secara online hingga ke pimpinan tertinggi. Dengan demikian, seharusnya penanganan yang tepat bisa selalu dilakukan.

“Bahkan tiap hari yang namanya data itu sampai ke dirut itu ada. Online kok. Jadi tahu di gudang A ada berapa, gudang B ada berapa. Kekuatan gudang A berapa. Makanya, biasanya sebelum rusak dilakukan reproses,” tutur pria yang kini menjabat sebagai Ketua Umum Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) tersebut.

Ia mengakui, banyak pihak nakal di Bulog. Karena itu, kepemimpin memegang peranan sangat vital guna bisa menindak tegas penyelewengan yang terjadi. Tidak terkecuali soal kesalahanan penanganan beras hingga membuat stok beras membusuk.

Sutarto mencontohkan, dulu ia tidak segan memecat dan menurunkan jabatan seseorang di internal Bulog jika kedapatan melakukan penyimpangan. Total selama 5 tahun menjabat ia telah memecat 84 orang, dan menurunkan lebih dari 70 orang dari jabatannya karena menemukan bukti penyelewengan. Diharapkan ketegasan yang sama dapat dilakukan saat ini dengan kondisi banyak ditemukannya beras busuk.

Sering operasi pasar

Sutarto menyadari saat ini Bulog memang mengalami kesulitan penyaluran beras, karena tidak tersedianya gerai Bulog dan tidak digunakannya beras Bulog dalam bantuan pangan non tunai (BPNT). Karena itu ia menyarankan, Bulog mesti lebih rajin melakukan operasi pasar. "Harus lebih banyak operasi pasar. Begitu harga tinggi, harus langsung operasi pasar,” ujar Sutarto.

Seperti diketahui, baru-baru ini ditemukan ada beras turun mutu atau busuk sebanyak 6.800 ton di Bulog Divre Sumsel dan Babel. Temuan ini diduga akibat adanya ketidakpatuahan terhadap aturan dan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku.

Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (Chips) Assyifa Szami Ilman menyebutkan, masih ditemukannya kasus ini karena permasalahan gudang penyimpanan Bulog tak pernah dianggap sebagai masalah serius.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat