kievskiy.org

Investor Asing Mulai Tertarik Bangun Ibu Kota Baru Indonesia

FOTO aerial kawasan Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Rabu, 28 Agustus 2019. Sepaku dan Samboja, Kutai Kartanegara akan menjadi lokasi ibu kota negara baru Indonesia.*/ANTARA
FOTO aerial kawasan Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Rabu, 28 Agustus 2019. Sepaku dan Samboja, Kutai Kartanegara akan menjadi lokasi ibu kota negara baru Indonesia.*/ANTARA

JAKARTA,  (PR).- Berbagai negara investor menyatakan ketertarikannya untuk membantu pembangunan infrastruktur ibu kota baru Republik Indonesia.  Salah satu yang baru saja menyatakan minatmya adalah Korea Selatan. 

Direktur Jenderal  Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Syarif Burhanuddin mengatakan dirinya mendapatkan informasi beberapa negara yang tertarik membangun infrastruktur di ibu kota baru.  Meskipun demikian,  masih sedikit dari negara negara tersebut yang sudah melakukan komunikasi secara langsung. 

Salah satu negara yang sudah menyatakan ketertarikannya adalah Korea Selatan. Meskipun demikian,  negara tersebut belum melakukan komunikasi secara detail sektor infrastruktur apa saja yang diminati. "Dia masih melihat skema kerja samanya apa saja sambil mencari potensinya. Saya baca Tiongkok juga," ujar Syarif setelah membuka Korea Institute of Construction and Technology Fair 2019 di Jakarta,  Kamis 26 September 2019.

Dia mengatakan,  korea memiliki keunggulan dalam hal teknologi. Syarif berharap kerja sama ini juga dapat menularkan pengetahuan dan pengalaman dalam membangun infrastruktur dengan teknologi. 

"Pada tahun 60-an, Korsel melakukan pembangunan infrastruktur dengan menggunakan seperempat APBN nya. Masyarakat protes saat itu,  namun sekarang terbukti bahwa pembangunan infrastruktur tersebut membuat mereka saat ini memiliki ekonomi maju," ucapnya. 

Sumber pembiayaan

Dia mengatakan, Indonesia saat ini sedang bersiap menghadapi pesatnya pembangunan infrastruktur. Hal tersebut terlihat dari perkiraan investasi infrastruktur pada tahun 2020 – 2024 yang mencapai Rp. 6,445 T. Sementara rencana pemindahan Ibu Kota Negara diperkirakan membutuhkan anggaran Rp. 465 Triliun. 

Untuk mengimbangi pesatnya pembangunan infrastruktur tersebut, Syarif mengatakan, diperlukan kesiapan rantai pasok yang terdiri dari sumber pembiayaan, SDM yang berkompeten, kesiapan material dan teknologi. “Saya tekankan bahwa Teknologi Konstruksi memegang peranan sangat penting, sebab tuntutan kecepatan dan mutu dalam melakukan pekerjaan konstruksi tidak bisa ditawar lagi.  Apalagi rencana pembangunan Ibu Kota baru nanti akan menggunakan konsep Smart City (Kota Cerdas), yaitu kombinasi kawasan Kota Pemerintahan Berbasis keberlanjutan dan teknologi yang memperhatikan efisiensi," tuturnya. 

Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia,  Kim Chang-beom mengatakan saat ini Indonesia dan Korea Selatan sedang menjalani hubungan yang spesial. Kedua negara telah menandatangani nita kesepahaman mengenao smart city. 

"Menteri PUPR,  pak Basuki Hadimuljono telah lima kali melakukan kunjunhan kerja ke Korea. Kami sangat menghargai pertemuan tersebut sebagai upaya menjalin kerja sama antar kedua negara, " katanya.***
 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat