kievskiy.org

Ekspor Melempem, Kemendag Kejar Perjanjian Dagang

ILUSTRASI
ILUSTRASI

JAKARTA,  (PR). - Kementerian Perdagangan menargetkan untuk menyelesaikan 12 perjanjian perdagangan pada 2020. Hal itu dilakukan sebagai salah satu upaya peningkatan ekspor Indonesia yang terus melambat beberapa waktu terakhir. 

Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita mengatakan bahwa pemerintah telah menyelesaikan 15 perjanjian perdagangan selama tiga tahun terakhir. 

"Kami targetkan 12 perjanjian perdagangan dapat selesai di tahun depan termasuk ARCEP, EU (Uni Eropa), serta negara-negara non-tradisional seperti Bangladesh," ujar Enggar saat membuka Trade Expo Indonesia di Tanggerang, Rabu 16 Oktober 2019.

Menurut Enggar, perjanjian perdagangan tersebut memberikan kesepakatan pada kedua negara mengenai tarif bea masuk. Dengan demikian,  Indonesia dapat melakukan ekspor dengan tarif bea masuk seminim mungkin. Harga jual produk Indonesia menjadi lebih murah dan memiliki daya saing. 

Menurut Enggar, Indonesia baru saja merampungkan perjanjian perdagangan dengan Bangladesh dan Korea Selatan. Adapun produk yang ditingkatkan ekspornya dalam perjanjian tersebut adalah sarang burung walet, manggis, mangga, nanas, dan hasil laut.

Enggar menegaskan, pemerintah akan fokus pada ekspor produk yang khas dari Indonesia. Dengan demikian, produk tersebut sangat sedikit persaingannya di pasar global. 

Enggar menyebutkan, ada enam sektor industri non-migas yang terus digenjot pemerintah hingga akhir tahun 2019. "Enam sektor yang menjadi fokus untuk dikembangkan tahun ini adalah furniture dan produk kayu, makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, elektronik, dan kimia dasar. Meskipun demikian, kami tidak mengabaikan peran sektor lainnya," jelas Enggar. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat