kievskiy.org

Ekspor Buah dan Sayuran Lokal Terganjal Biaya Logistik Tinggi

PETANI memanen buah nanas di sentra pertanian nanas di Belik, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, Minggu, 20 Oktober 2019. Menurut petani setempat, dalam sekali panen mereka mampu memanen sebanyak 15.000 buah dengan harga jual Rp1.500-Rp5.000 per buah yang diekspor hingga ke Dubai.*/ANTARA
PETANI memanen buah nanas di sentra pertanian nanas di Belik, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, Minggu, 20 Oktober 2019. Menurut petani setempat, dalam sekali panen mereka mampu memanen sebanyak 15.000 buah dengan harga jual Rp1.500-Rp5.000 per buah yang diekspor hingga ke Dubai.*/ANTARA

BANDUNG, (PR).- Tingginya biaya logistik menjadi penghambat ekspor buah dan sayuran lokal asal Indonesia. Padahal, banyak negara asing yang tertarik mendatangkan buah dan sayuran lokal asal Indonesia.

Demikian diungkapkan Senior Expert Perkumpulan Untuk Peningkatan Usaha Kecil (PUPUK) Bandung, Helma Agustiawan, di Bandung, Senin, 21 Oktober 2019. Menurut dia, pada ajang Trade Expo Indonesia (TEI) saja ada potensi ekspor buah dan sayuran dengan nilai kontrak sebesar 4,5 juta dolar Amerika Serikat (AS) ke Singapura.

"Dari harga dan kualitas produk, Indonesia jauh lebih unggul. Akan tetapi, saat berhadapan dengan biaya logistik, kita kalah dengan Malaysia," tuturnya.

Indonesia harus mengirim buah dan sayuran tersebut dengan menggunakan pesawat. Biayanya tentu akan lebih tinggi dibandingkan dengan buah dah sayuran asal Malaysia yang dikirim menggunakan sarana transportasi darat ke Singapura.

"Selama ini biaya logistik memang menjadi persoalan terbesar bagi pelaku usaha Indonesia, apalagi ekspor. Sampai saat ini belum ada solusinya," ujar Helma.

Ia meminta agar pemerintah mau turun tangan membantu memecahkan persoalan tersebut. Menurut dia, jika masalah biaya logistik terpecahkan, ekspor senilai 4,5 juta dolar AS sudah di tangan.

"Ini sudah pasti, kok, bukan pembicaraan mengawang-awang. Masalah biaya logistik terselesaikan, proses ekspor bisa dimulai," katanya.

Bahkan, menurut dia, akan membuka peluang ekspor ke negara lain, seperti negara-negara di kawasan Timur Tengah dan Amerika Latin. Seperti halnya Singapura, mereka tertarik dengan buah dan sayuran asal Indonesia, tapi terganjal biaya logistik.

"Sebetulnya dari dulu buah dan sayuran Indonesia banyak diminati buyer dari luar negeri. Mangga gedong gincu misalnya. Jepang tertarik untuk mendatangkan mangga gedong gincu dari Indonesia," katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat