kievskiy.org

Pasokan Viscose APR Semakin Dominan

DIREKTUR APR Basrie Kamba  pada acara RGE journalism workshop programm di Bali, Rabu 06 Nopember 2019.*/DOK Dadang Hermawan/PR
DIREKTUR APR Basrie Kamba pada acara RGE journalism workshop programm di Bali, Rabu 06 Nopember 2019.*/DOK Dadang Hermawan/PR

DENPASAR, (PR).- Direktur Asia Pacific Rayon (APR) Basrie Kamba menyatakan kapasitas produksi APR dalam memasok viscose untuk industri tekstil dan produk tekstil (TPT) di Indonesia akan semakin dominan.

“Saat ini APR yang baru berumur 1 tahun sudah bisa memberikan kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan viscose di dalam negeri sehingga angka impor viscose bisa ditekan,” ujarnya di sela RGE journalism workshop programm di Bali, Rabu 06 Nopember 2019.

Tercatat impor viscose pada 2018 sebesar Rp 39,18 triliun dan pada 2019 diperkirakan mencapai Rp 25,93 triliun. Di sisi lain APR juga memberi kontribusi pada kenaikan ekspor viscose. 

“Dari kapasitas produksi 240.000 ton, kami sudah menyalurkan 200.000 ton. Tahun depan diperkirakan kapasitas produksi kami akan meningkat lagi,” ujar Basrie.

Dikatakan di Indonesia terdapat tiga produsen viscose dengan kapasitas 800.000 ton. “Tetapi yang benar-benar melaksanakan proses nya di Indonesia baru APR,” katanya.

Industri TPT

Lebih jauh dikatakan dengan semakin besarnya pasokan viscose di dalam negeri diharapkan industri TPT terutama di Jawa Barat dan Jawa Tengah bisa bangkit lagi.

“Persatuan Bangsa Bangsa sudah melakukan kampanye atas fashion yang sustainable melalui viscose ini. Sejumlah designer juga sudah sadar akan pentingnya keberlangsungan lingkungan melalui penggunaan bahan yang ramah lingkungan. Ini menjadi momen untuk industri TPT melakukan reborn,” paparnya.

Dikatakan, APR sebagai industri pemasok viscose juga terus berupaya untuk membantu industri TPT. “Pasar kita terbesar di Jabar dan Jateng. Kita berusaha merangkul semua pelaku industri, perbankan, dan pemerintah untuk mari duduk bersama menghidupka kembali TPT,” katanya.

Berkaitan dengan itu, APR juga membuat sebuah komitmen riset dan pengembangan dengan mengalokasikan dana sebesar USD 200 juta selama 10 tahun ke depan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat