kievskiy.org

Cryptocurrency Jadi Alternatif Mata Uang: Pro dan Kontra

Ilustrasi mata uang cryptocurrency atau kripto.
Ilustrasi mata uang cryptocurrency atau kripto. /Pixabay/WorldSpectrum

PIKIRAN RAKYAT - Cryptocurrency atau kripto menjadi inovasi di sektor keuangan. Kendati dijadikan alat pembayaran, mata uang digital kripto masih menjadi perdebatan. Ada pro dan kontra di balik penggunaannya.

Ada sepuluh mata uang kripto yang memiliki marketcap terbesar, di antaranya Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), Thether (USDT) Cardano (ADA), dan Dogecoin (DOGE). Mata uang cryptocurrency punya kelebihan dan kekurangan. Kelebihan kripto adalah transfer yang cepat dengan profit investasi yang sangat besar.

Selain itu, kecepatan dan harga cryptocurrency juga sangat menjanjikan. Contohnya, investasi Ethereum pada Desember 2019 dengan harga 129 dolar AS, pada November 2021 harganya menjadi 4.600 dolar AS.

Muhammad Adisurya Pratama dalam situs resmi Bank Indonesia menerangkan, secara garis besar cryptocurrency bagai pedang bermata dua. Di samping bisa memberikan keuntungan berlipat, fluktuasi harga dan investasi instrumen ini juga dapat menimbulkan dampak buruk bagi kejiwaan investor, utamanya saat kehilangan dana investasinya.

"Walhasil, investasi cryptocurrency membutuhkan kehati-hatian, mental yang kuat, memahami jenis investasi dan risikonya. Jangan lupa, jika memang memutuskan investasi di aset kripto, lakukan transaksi pada aplikasi penyedia layanan investasi cryptocurrency yang terdaftar di badan resmi," katanya.

Cryptocurrency dalam tahap eksperimen

Ilustrasi bitcoin, jenis mata uang cryptocurrency atau kripto.
Ilustrasi bitcoin, jenis mata uang cryptocurrency atau kripto.

Menurut akademisi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga Surabaya Muhammad Said Fathurrohman, saat ini cryptocurrency berada dalam tahap eksperimen dalam evolusi sistem moneter. Keberhasilannya masih bergantung pada penerimaan dan penggunaan masyarakat global.

"Posisi cryptocurrency saat ini terlihat sebagai tahap eksperimen. Pada awalnya, teknologi ini diadopsi oleh sekelompok early adopter, namun kesuksesannya bergantung pada apakah manfaatnya dirasakan secara luas oleh masyarakat," tuturnya, dikutip dari laman resmi Universitas Airlangga.

Said juga menerangkan, uang sudah berevolusi dari komoditas fisik menjadi uang kertas yang didukung oleh negara. Namun, cryptocurrency tak memiliki dukungan negara dan nilainya tak terkait dengan komoditas fisik.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat