kievskiy.org

Buntut Klaim Emmanuel Macron, Presiden Aljazair Ceritakan Kisah Nyata Pembantaian Pasukan Prancis

Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Presiden Prancis Emmanuel Macron. /Instagram.com/@emmanuelmacron Instagram.com/@emmanuelmacron

PIKIRAN RAKYAT – Pernyataan yang dikeluarkan Presiden Emmanuel Macron tentang masa lalu kolonial negara Afrika Utara itu menyebabkan meningkatnya ketegangan antara Prancis dan Aljazair.

Emmanuel Macron mengklaim bahwa kehadiran Kerajaan Ottoman di Aljazair serupa dengan penjajahan.

Atas pernyataan tersebut, Presiden Prancis menuai kecamanan dari Presiden Aljazair Abdelmadjid Tebboune dan Asosiasi Ulama Muslim Aljazair.

Ketua Asosiasi Ulama Muslim Abdul-Razzaq Qassoum mengatakan bahwa Ottoman tidak datang sebagai penjajah kolonial ke Aljazair melainkan atas undangan Aljazair untuk membantu mengalahkan agresi Tentara Salib Spanyol.

Baca Juga: Nmax dan PCX Wajib Waspada, Suzuki Siap Luncurkan Motor Matic 150 cc Terbaru

Sementara itu, Presiden Aljazair Abdelmadjid Tebboune menceritakan kisah nyata pembantaian pasukan Prancis terhadap hampir 4.000 orang Islam di tempat ibadah pada era kolonial Prancis 1830-1962.

"(Di Ketchaoua) mereka membunuh 4.000 jamaah yang mati syahid setelah dikepung oleh meriam dan mereka semua dimusnahkan," katanya.

Menurutnya, para jamaah Muslim terbunuh ketika melakukan aksi protes di dalam Masjid Ottoman yang dinamakan Ketchaoua dalam upaya menghentikan pengubahan paksa menjadi gereja oleh Prancis.

Baca Juga: Panik Bahayakan Janin Lesti Kejora, Rizky Billar Nekat Beri Makan sang Istri Buah 'Terlarang'

"Prancis telah menjajah kami selama 132 tahun dimana ada kejahatan keji yang tidak bisa dihapus dengan kata-kata manis. Ada keluarga dan suku yang telah dihapus seperti Zaatcha (tenggara Aljazair) bahkan bayi pun menjadi korbannya," kata Abdelmadjid Tebboune.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat