kievskiy.org

Kisah Bung Karno dan Bahasa Sunda, Sering Digunakan Sang Proklamator dalam Pidatonya

Tangkapan layar Ir Sukarno dan Inggit Garnasih menghadiri rapat di Bandung pada 1926.
Tangkapan layar Ir Sukarno dan Inggit Garnasih menghadiri rapat di Bandung pada 1926. /Dokumentasi Yayasan Idayu;Perpustakaan Nasional

PIKIRAN RAKYAT - Banyak fragmen penting kehidupan Bung Karno berlangsung di Bandung. Ia ‎kuliah, mendirikan Partai Nasional Indonesia, serta menemukan ideologi Marhaenisme di Paris van Java. 

Hidup di Tatar Priangan banyak mempengaruhi sang Proklamator, terutama kemampuannya berbahasa Sunda. 

Dalam pidato dan amanatnya di berbagai kegiatan saat menjadi presiden, istilah, kalimat hingga berbagai idiom bahasa Sunda kerap terlontar dari mulut Bung Besar. Pikiran Rakyat (PR) menelusurinya. 

Kemampuan Bung Karno berbahasa Sunda misalnya ditunjukkan saat ia berpidato dalam rapat raksasa di Alun-Alun Bandung pada 20 Mei 1963. 

Baca Juga: Kisah Bung Karno sebagai Arsitek di Bandung, Kondisi Ekonomi Sulit Saat Melawan Belanda

Dalam pidato bertajuk Sosialisme Bukan Benda Jang Djatuh Dari Langit itu, Sukarno banyak memakai bahasa Sunda. Tengok saja saat ia membuka pidatonya sebelum mengucapkan salam kepada masyarakat. 

"Sebagai biasa saja itu minta sembojan-sembojan, spandoek-spandoek digulung. Sudah saja batja semua. Gulung, gulung, gulung atau diturunkan. Eta, digulung, gulung, gulung, eta gulung terus, eta anu Bereum, gulung terus..........Tah kitu, eta anu bodas oge digulung. Henteu bisa digulung, dimiringkeun. Eta anu bodas oge dimiringkeun........Tah kitu, benar, benar, benar."

Kalimat-kalimat pembuka tersebut bertaburan istilah dan kata-kata Sunda macam eta,henteu, bereum, bodas, tah kitu yang menunjukkan perintah kepada massa rapat raksasa itu guna menggulung atau memiringkan spanduk, semboyan berwarna merah atau putih sebelum Bung Karno memulai pidato. 

Bagian lain pidato itu juga dipenuhi kata dan kalimat-kalimat bahasa Sunda seperti ucapan terima kasihnya kepada massa yang telah menyaksikan upacara sidang paripurna MPRS yang menetapkannya sebagai presiden seumur hidup.

Baca Juga: Teka-teki Fosil di Saguling dan Gua Pawon, Mencari Jawaban Area Jelajah Manusia Prasejarah Jawa Bagian Barat

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat