kievskiy.org

Sinopsis Film Sekawan Limo: Kisah Mistis Bercampur Komedi di Kaki Gunung Madyopuro

Film Sekawan Limo yang tayang 4 Juli 2024. Instagram @sekawanlimo
Film Sekawan Limo yang tayang 4 Juli 2024. Instagram @sekawanlimo

PIKIRAN RAKYAT - Sekawan Limo merupakan film bergenre komedi horor Indonesia yang dirilis tanggal 4 Juli 2024. Film ini disutradarai oleh Bayu Skak, yang sebelumnya terkenal dengan film Yowis Ben.

Dalam pembuatan film Yowis Ben tersebut, Bayu Skak dibantu Fajar Nugros yang merupakan seorang sutradara, penulis, dan produser film Indonesia. Film ini meraih kesuksesan besar.

Karya terbaru Bayu Skak, film Sekawan Limo menceritakan tentang lima pendaki yang mendaki Gunung Madyopuro. Mereka adalah Bagas (Bayu Skak), Dyny (Keisya Levronka), Ananta (Ge Pamungkas), Uti (Ayu Resha), dan Galih (Jourdy Pranata).

Saat mendaki, mereka melanggar mitos yang dipercaya masyarakat setempat. Akibatnya, mereka tersesat dan dihantui oleh teror mistis. Salah satu dari mereka bukanlah manusia, melainkan setan yang mengganggu perjalanan mereka.

Sinopsis Film Sekawan Limo

Mengusung tema yang berbeda dengan karya sebelumnya, kali ini Bayu Skak membuat film dengan genre komedi horor. Film ini menceritakan para pendaki yang tersesat di gunung akibat melanggar mitos yang dipercaya masyarakat setempat.

Akan tetapi dari lima pendaki tersebut, hanya empat pendaki yang merupakan manusia. Sementara sisanya merupakan setan yang mengganggu perjalanan para pendaki.

Melalui trailer resminya yang telah tayang di YouTube Starvision, Bagas yang diperankan Bayu Skak dan Dyny yang diperankan Keisya Levronka diceritakan akan mendaki Gunung Madyopuro. Keduanya mendapat nasihat untuk mematuhi aturan-aturan tidak tertulis selama mendaki gunung dari pos penjaga.

Salah satunya mereka tidak diperkenankan untuk menoleh ke belakang selama pendakian. Dalam perjalanan pendakian tersebut, Bagas dan Dyny bertemu tiga pendaki lainnya yang menjadi teman selama mendaki. Akan tetapi, lambat laun muncul kejanggalan dan mereka mengalami gangguan selama perjalanan.

Mereka diganggu makhluk tak kasat mata saat berkemah. Tak hanya itu saja, mereka bahkan tersesat akibat melanggar mitos yang dipercaya masyarakat sekitar. Terlebih lagi, mereka sadar bahwa salah satu dari mereka ternyata bukan manusia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat