PIKIRAN RAKYAT – Keberadaan varian baru dar Covid-19 masih menghantui masyarakat. Pasalnya, sudah berbagai cara diupayakan pemerintah untuk mengendalikan dan mengakhiri pandemi. Namun, tanda-tanda akan berakhirnya pandemi belum terlihat.
Bahkan, belakangan ini muncul istilah long Covid-19. Dokter Spesialis Penyakit Dalam Universitas Indonesia dr. Rudy Kurniawan mengatakan bahwa long Covid-19 merupakan kondisi seseorang yang masih merasakan gejala meski sudah dinyatakan negatif seperti gangguan pernafasan dan gangguan penciuman atau anosmia.
Dia mengatakan bahwa penanganan long Covid-19 tidak sama bagi setiap individu dan gejalanya.
Namun secara umum, dr. Rudy mengatakan bahwa individu harus memastikan bahwa dirinya telah menjalani aktivitas yang sehat.
Baca Juga: Orangtua Wajib Tahu, Simak Enam Gejala Long Covid-19 pada Anak
Sementara itu, Ketua Pokja Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr Erlina Burhan mengatakan bahwa ada kemungkinan penderita long Covid-19 membutuhkan perawatan ulang jika gejala berkembang menjadi kondisi berat.
"Umumnya ringan tetapi 5 persen dikatakan ada kemungkinan menjadi progresif, menjadi berat bahkan perlu perawatan ulang karena long COVID-nya," katanya.
Ia menuturkan bahwa long Covid-19 adalah para penyintas Covid-19 atau orang yang sudah sembuh Covid-19 tapi masih mengalami gejala sisa seperti batuk, sesak, rasa mudah lelah, sakit kepala, badan atau otot nyeri.
"Long Covid ini adalah para penyintas yang sudah sembuh artinya hasil PCR nya negatif, tetapi kemudian masih mengalami gejala sisa. Jadi, kadang-kadang masih batuk masih sesak," katanya.