kievskiy.org

Film Terbang: Menembus Langit, Biopik Pengusaha Tionghoa Tak Kenal Menyerah

DUA pemain film Terbang: Menembus Langit, yaitu Dion Wiyoko dan Dayu Wijanto pada meet and greet di The Palais Dago Jalan Ir H Juanda Kota Bandung, Minggu 22 Maret 2018.*
DUA pemain film Terbang: Menembus Langit, yaitu Dion Wiyoko dan Dayu Wijanto pada meet and greet di The Palais Dago Jalan Ir H Juanda Kota Bandung, Minggu 22 Maret 2018.*

TERINSPIRASI dari kisah nyata, film Terbang: Menembus Langit mulai tayang Kamis, 19 April 2018. Disutradarai Fajar Nugros, Terbang: Menembus Langit dibalut kisah drama dengan bumbu komedi yang memperkuat cerita. Film yang diproduksi Demi Istri Production itu menampilkan ensambel pemain yang terdiri atas antara lain Dion Wiyoko, Laura Basuki, Chew Kin Wah, Delon, Baim Wong, Aline Aditha, Dayu Wijanto, dan Melisa Karim. 

Ditemui di di The Palais Dago Jalan Ir H Juanda Kota Bandung, Minggu, 22 April 2018, sutradara Fajar Nugros mengungkapkan, dia menulis kisah Terbang: Menembus Langit dengan misi mengingatkan. Dia ingin, penonton menyadari kalau Indonesia tercipta karena perbedaan. Itulah sebabnya, Nugros mengangkat kisah biopik Onggy Hianata, seorang keturunan Tionghoa yang mengalami jatuh bangun dalam hidup.

"Sebetulnya sosok Onggy bisa cerita tentang siapa saja. Kisah hidup yang jatuh bangun tapi enggak pernah menyerah bisa dialami siapa pun. Namun, saya menghadirkan cerita Onggy untuk menampilkan sesuatu yang berbeda," tutur Nugros. 

Menurut Fajar Nugros, lewat Onggy, dia ingin menunjukan Indonesia adalah negeri impian bagi siapa saja yang mau bekerja keras dan tak menyerah. Tak peduli suku, ras, dan latar belakangnya. Kisah pertemanan Onggy dan teman-temannya yang berbeda suku menjadi bukti kebhinekaan Indonesia. 

Nugros menyebutkan, shooting dilakukan selama 1,5 bulan di Tarakan, Surabaya, dan Jakarta. Dia membangun setting dari era 1970-an sampai 1990-an karena Onggy merupakan keturuan Tionghoa yang hidup di zaman Orde Baru.

"Dengan membuat film biopik yang periodik, saya jadi sadar kalau bangsa kita minim menghargai bangunan bersejarah. Seperti di Tarakan saya bikin satu blok bangunan rumah asli Onggy. Begitu juga dengan di Surabaya, saya mencari titik-titik yang masih kelihatan tua," ungkap Nugros.

Selain soal set lokasi, kendala lain dihadapi Nugros saat shooting di Tarakan. Menurut Nugros, warga di Kalimantan Utara itu tidak terbiasa dengan situasi shooting film. Jadi tim produksi harus ekstra mengarahkan warga yang ingin melihat shooting agar tidak mengganggu.

Untuk susunan pemain, kata Nugros, dia tidak melakukan casting. Saat menulis, dia tahu akan banyak memakai pemain keturunan Tionghoa.

"Buat saya, Dion, Laura, dan pemain lain adalah representasi pemain keturunan Tionghoa yang bisa akting bagus. Jadi, saya enggak pakai casting untuk menentukan pemain," ujar Nugros.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat