kievskiy.org

Deadpool 2, Kocak dengan Syarat [Spoiler-Free]

MENERTAWAKAN lelucon dalam Film Deadpool 2 sungguh menyegarkan dan melegakan. Seperti meneguk teh manis dingin setelah menyantap semangkuk bakso dengan sambal level 5.

Saat Deadpool 2 tayang di layar-layar bioskop kita, segala keriuhan terkait Avengers: Infinity War, yang juga sama-sama film Marvel Studios, masih bergelora. Filmnya masih tayang di sejumlah bisokop.

Jika kita dibuat greget, penasaran, marah, atau bahkan kecewa dengan akhir cerita Avengers: Infinity War, Deadpool 2 bisa meredakan semua itu. Kini kita cukup duduk dan menertawakan banyak hal yang muncul di layar.

Deadpool 2 memang dipenuhi dialog dan aksi lucu. Namun untuk bisa tertawa, ada syaratnya. Kita harus akrab, setidaknya paham, dengan berbagai unsur budaya pop kontemporer Amerika Serikat minimal dalam kurun 40 tahun ke belakang. Dengan begitu, kita baru bisa menikmati komedinya.

Jika tidak, Anda mungkin akan bingung dan bertanya-tanya, kenapa penonton yang duduk di sebelah saya menertawakan suatu adegan sedangkan saya tidak?

Dengan caranya sendiri yang ganjil, Deadpool 2 juga berupaya mengoreksi banyak hal yang kurang sesuai akibat perebutan hak komersial karakter-karakter Komik Marvel.

Metode penyampaian lawakan dalam Deadpool 2 kaya mulai dari musikal, anti-humor, anekdot, surealis, dark comedy, slapstick, dan parodi.

Akan tetapi, metode yang paling menonjol dan sering dipakai adalah roasting yaitu mengapresiasi pihak lain dengan cara mengolok-oloknya. Nuansa ini sebenarnya sudah terasa dalam sejumlah trailer Deadpool 2.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat