kievskiy.org

Patah Kaki 17 Kali, MUA Adel Bonita Jadi Sosok Perempuan Inspiratif

PATAH kaki 17 kali dan beraktivitas bersama kursi roda tak surutkan renjana Adel Bonita (34) untuk menekuni profesi sebagai Make-Up Artisti (MUA).*/GITA PRATIWI/PR
PATAH kaki 17 kali dan beraktivitas bersama kursi roda tak surutkan renjana Adel Bonita (34) untuk menekuni profesi sebagai Make-Up Artisti (MUA).*/GITA PRATIWI/PR

PROFESI penata rias atau lebih populer disebut make-up artist (MUA) kini sedang populer dijajal berbagai kalangan. Tak terkecuali seorang penyandang disabilitas yang menghabiskan separuh hidupnya di kursi roda, Adel Bonita (34). 

Buat Adel, menjadi MUA sungguh menggiurkan. Seperti sebuah adagium terkenal yang menyebutkan, pekerjaan terasyik adalah hobi yang dibayar. Begitu pula Adel, saat menekuni profesi ini. 

Adel baru satu tahun menekuni pekerjaan ini. Akan tetapi, dia merasa tidak ada kendala berarti yang merintangi perjalanannya merias banyak orang.

"Sejak dulu memang suka dandan. Tapi baru mulai kerja jadi MUA Januari 2018 saat suami meninggal. Belajarnya autodidak. Tapi, saya mengikuti sejumlah ujian keahlian dan lomba, untuk menunjang profesionalitas,” kata Adel, ketika ditemui di sela aktivitasnya di salah satu pusat perbelanjaan di Kota Bandung, Jumat, 8 Maret 2019.

Adel tak segan bercerita tentang apa yang dialaminya sehingga harus menggunakan kursi roda. Dia menggunakan alat bantu berjalan tersebut 1998. Dalam kurun waktu dua dekade, ia mengalami 17 kali patah kaki.

"Saya baru tahu kalau ternyata ada penyakit bawaan lahir. Osteogenesis imperfect namanya. Memang waktu umur 6 tahun saya ketabrak dan kaki patah. Tapi banyak kejadian yang enggak seberapa pun juga saya patah kaki terus,” tuturnya. 

Pada 2013, Adel merasakan ada yang janggal dengan anak yang baru dilahirkannya. Pada usia 11 bulan, anaknya terjatuh dan kakinya patah. “Waktu itu belum dideteksi apa-apa. Saya juga enggak tahu penyakit saya,” katanya.

Adel pun mencari tahu dari banyak artikel di internet tentang gejala-gejala yang ia alami sejak kecil, dengan kasus bayinya. Ketika menemukan penyakit itu dan memeriksakannya secara klinis, dokter akhirnya bukan hanya mengobati patah tulang sang buah hati. Dokter mendiagnosa Adel dan anaknya menderita tulang rapuh dan mudah pecah tipe 1.

“Antisipasinya supaya tidak mudah patah seperti saya hingga dewasa ini, anak saya mesti berobat enam bulan sekali dan menjalani terapi," katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat