kievskiy.org

Berlari Tanpa Jejak, Edukasi Gaya Hidup Minim Sampah Lewat Lomba Lari

SEBAGIAN peserta fun run Berlari Tanpa Jejak tengah melewati Jalan Braga, Kota Bandung, Minggu, 4 Agustus 2019. Start dan finis di area Paskal 23 Mal Bandung, dan dilanjutkan dengan bincang-bincang mengenai zerowaste dan pertunjukkan kesenian. Acara yang diselenggarakan DPD KNPI Kota Bandung, dalam rangka HUT KNPI ke-46 ini mengambil tema gaya hidup minim sampah serta pelestarian seni budaya.*/OURSTORIES
SEBAGIAN peserta fun run Berlari Tanpa Jejak tengah melewati Jalan Braga, Kota Bandung, Minggu, 4 Agustus 2019. Start dan finis di area Paskal 23 Mal Bandung, dan dilanjutkan dengan bincang-bincang mengenai zerowaste dan pertunjukkan kesenian. Acara yang diselenggarakan DPD KNPI Kota Bandung, dalam rangka HUT KNPI ke-46 ini mengambil tema gaya hidup minim sampah serta pelestarian seni budaya.*/OURSTORIES

KOMUNITAS berperan besar menguatkan kepedulian dan pemahaman akan gaya hidup minim sampah kepada masyarakat. Ini karena ada kesamaan hobi dan visi antaranggota di dalamnya sehingga sebaran untuk terus peduli akan reduksi sampah senantiasa kontinu.

Dengan kondisi sampah dunia saat ini yang belum membaik, gaya hidup minim sampah menjadi salah satu harapan umat manusia agar tetap dapat hidup di bumi dengan kualitas yang baik. Jika sulit mengolah sampah yang sudah ada, sebaiknya setiap orang mulai berpikir untuk tidak membuat sampah sedari rumah sendiri.

Salah seorang pegiat gaya hidup minim sampah, Siska Nirmala menuturkan jika komunitas sangat baik menjadi wadah untuk kampanye zerowaste. "Setiap komunitas bisa berkontribusi untuk menjadi agen perubahan, terutama isu sampah. Justru dibanding ke masyarakat umum, menyebarkan pemahaman zerowaste terasa lebih mudah di kalangan komunitas," ujarnya ketika ditemui pada sebuah bincang-bincang dalam acara "Berlari Tanpa Jejak" di Langit Lobby Paskal 23 Bandung, Minggu, 4 Agustus 2019.

Menurut perempuan yang dikenal melalui Zero Waste Adventure ini, komunitas bisa memiliki peran sejak akar hingga ke puncak. Ini karena kegiatan dan pertemuan bersama komunitas dianggap lebih dapat mengetuk hati orang. Bahkan, jika mendapat banyak respon positif, sangat mungkin menggerakkan pihak yang lebih besar, misalnya perusahaan atau pemerintah, untuk memberikan dukungan dan membuat perubahan berarti terkait sampah.

Dalam komunitas lari, ia mencontohkan, bisa disosialisasikan untuk mengurangi penggunaan wadah plastik air minum dalam kemasan. Sebagai gantinya, peserta diajak untuk membawa tempat minum sendiri. Jika setiap pelari sudah sadar untuk tidak membuat sampah, tidak tertutup kemungkinan muncul gebrakan baru yang lebih besar, dari perusahaan misalnya, untuk mengubah suatu kegiatan lari menjadi lebih ajang yang lebih minim sampah lagi. 

"Atau bisa juga dengan mengganti refreshment dengan buah-buahan daripada makanan lain dengan bungkus plastik. Tantangan yang berat biasanya ada pada memulai pembiasaan ini. Tapi saya yakin bisa diakali," ujarnya.
 

Ia juga mengapresiasi pendekatan kampanye zerowaste melalui kegiatan lari seperti ini. Dikatakan, kegiatan berlari kerap diikuti banyak orang sehingga sebaran hidup minim tanpa sampah bisa lebih luas. "Mengubah gaya hidup itu menjadi tugas individu. Tidak mudah. Tapi dengan difasilitasi oleh komunitas seperti ini, diharapkan bisa mendorong lebih banyak orang untuk sadar akan sampah masing-masing," kata Siska.

Di lain hal, melihat kebutuhan penunjang kehidupan masa kini, memiliki pola hidup tanpa membuat sampah teramat sulit dilakukan. Yang paling niscaya adalah dengan kesadaran sendiri berusaha mengurangi potensi sampah.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat