PIKIRAN RAKYAT - Post holiday syndrome atau dikenal dengan istilah post holiday blues, biasanya sering di alami oleh anda yang sedang berada dalam perasaan stres, depresi, bahkan suasana hati yang kurang baik.
Post holiday syndrome biasanya memiliki banyak gejala yang mempunyai karakteristik, mulai dari kecemasan, atau gangguan mood yang kurang baik, seperti merasa sedih bahkan hidup tertekan.
Akan tetapi, post holiday syndrome tidak seperti depresi klinis lainnya. Biasanya, kondisi post holiday syndrome hanya berlaku sesaat dan tidak berlarut-larut, dalam kurun waktu yang panjang.
Salah satu penyebab utama dari terjadinya post holiday syndrome adalah penurunan adrenalin. Biasanya terjadi setelah liburan panjang apalagi mengurung diri selama pandemi, dan hanya sedikit aktivitas yang dilakukan dari biasanya.
Baca Juga: Paula Verhoeven Hampir Kena Tipu Penjual Mobil Mewah: Penipunya Pakai Bahasa Baku
Pada dasarnya, post holiday syndrome ini adalah cara otak yang mencoba memulihkan keadaan, sembari menyesuaikan antara pengalaman yang sangat berbeda.
Penelitian tentang kondisi ini memang relatif masih sedikit. Akan tetapi, beberapa ahli menyarankan bahwa penghentian hormon stres secara tiba-tiba setelah peristiwa besar, baik itu pernikahan, dan lain sebagainya yang dapat berdampak besar pada kesehatan biologis dan psikologis diri kita.
Menurut Psikolog Melissa Weinberg, post holiday syndrome, sebenarnya normal terjadi karena menandakan bahwa fungsi psikologis Anda sehat.
Baca Juga: Paula Verhoeven Hampir Kena Tipu Penjual Mobil Mewah: Penipunya Pakai Bahasa Baku