PIKIRAN RAKYAT - Pelecehan seksual dengan korban anak sudah banyak yang terkuak ke permukaan dan menjadi kasus yang ditangani kepolisian. Akan tetapi, seperti fenomena gunung es, kasus itu hanya segelintir dibandingkan pengalaman pelecehan dan kekerasan seksual yang tidak terungkapkan dengan korban anak.
Ada beberapa tanda yang bisa kita waspadai bahwa seorang anak telah mengalami pelecehan dan kekerasan seksual. Namun, kita harus memahami juga apa saja yang dimaksud dalam pelecehan seksual.
Menurut psikolog Dono Baswardono, pelecehan seksual anak mencakup berbagai aktivitas seksual ilegal. Baik anak laki-laki maupun perempuan dapat menjadi korban pelecehan seksual, tetapi anak perempuan lebih mungkin mengalami penistaan.
Ia menyebutkan beberapa hal seperti memiliki gambar pelecehan seksual anak, memaksa anak telanjang atau masturbasi, terlibat dalam aktivitas seksual apa pun di depan anak, termasuk menonton pornografi.
Baca Juga: Pentingnya Pendidikan Seks untuk Anak Sejak Dini, Pertahanan Awal Terhindar dari Pelecehan Seksual
Selain itu, pelecehan seksual anak termasuk juga mengunduh, melihat, atau mendistribusikan foto dan video seksual anak-anak, serta mendorong seorang anak untuk melakukan tindakan seksual di depan kamera.
"Tidak mengambil tindakan apa pun, atau berdiam diri saja, untuk melindungi anak dari menyaksikan aktivitas atau foto dan video seksual, juga termasuk pelecehan seksual terhadap anak. Selain itu, kegiatan sentuhan seksual yang tidak pantas terhadap seorang anak, baik berpakaian atau tidak, dan seks penetrasi," kata Dono yang juga merupakan trauma healing therapist.
Tanda anak mengalami kekerasan seksual
Dari berbagai jenis pelecehan dan kekerasan seksual itu, ada banyak anak yang tidak mampu mengungkapkan peristiwa yang dialaminya. Sering kali, pelaku meyakinkan anak bahwa itu adalah rahasia di antara mereka.
Baca Juga: Polisi Lanjutkan Kembali Kasus Pelecehan Seksual yang Dialami Pegawai Kemenkop UKM