kievskiy.org

Junta Myanmar Bantai 114 Orang dalam Sehari, AS-Sekutu Keluarkan Pernyataan Langka

Demonstran melakukan protes menentang kudeta di depan kedutaan Rusia di Yangon, Myanmar.
Demonstran melakukan protes menentang kudeta di depan kedutaan Rusia di Yangon, Myanmar. /Dok. Reuters


PIKIRAN RAKYAT - Junta militer Myanmar dilaporkan telah membunuh 114 orang termasuk beberapa anak-anak pada Sabtu, 27 Maret 2021.

Pembantaian itu terjadi di saat peringatan Hari Angkatan Bersenjata Myanmar.

Menanggapi kekerasan junta, Amerika Serikat (AS) dan sekutunya mengutuk aparat Myanmar yang menggunakan kekuatan mematikan untuk rakyatnya sendiri.

Pernyataan bersama direncanakan akan dirilis akhir pekan ini merupakan deklarasi langka oleh komandan militer paling senior dari negara-negara di seluruh dunia, termasuk di Asia dan Eropa.

Baca Juga: Ngebet Bikin Konten Viral, Bocah 14 Tahun Malah Tewas Tergilas Truk

Baca Juga: Sering Diisukan Posisinya Terganti oleh Ashanty, Krisdayanti Kaget Jejak Kehidupannya Diikuti Aurel Hermansyah

"Sebagai Kepala Pertahanan, kami mengutuk penggunaan kekuatan mematikan terhadap orang-orang tak bersenjata oleh Angkatan Bersenjata Myanmar dan dinas keamanan terkait," tulis draft pernyataan bersama tersebut, seperti dari Reuters, Minggu, 28 Maret 2021.

Pernyataan itu ditandatangani oleh  12 kepala pertahanan dari Australia, Kanada, Denmark, Jerman, Yunani, Italia, Jepang, Belanda, Selandia Baru, Korea Selatan, Inggris dan Amerika Serikat.

Para diplomat dari negara-negara ini telah mengutuk pertumpahan darah oleh militer Myanmar dan membuat pernyataan bersama itu sebagian besar bersifat simbolis.
Sejauh ini, militer Myanmar mengabaikan kritik atas tindakan kerasnya terhadap perbedaan pendapat.

Draft pernyataan bersama AS-Sekutu tidak secara eksplisit mengutuk kudeta 1 Februari 2021 yang menggulingkan pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat