kievskiy.org

Jokowi: Rupiah Stabil Saat Ekonomi Global Bergejolak

PRESIDEN Joko Widodo saat menjadi pembicara kunci pada acara US-ASEAN Business Counci di Ballroom Hotel St. Regis, San Fransisco, California, AS, Rabu, (17/2/2016).*
PRESIDEN Joko Widodo saat menjadi pembicara kunci pada acara US-ASEAN Business Counci di Ballroom Hotel St. Regis, San Fransisco, California, AS, Rabu, (17/2/2016).*

JAKARTA,(PRLM).- Presiden RI Joko Widodo mengatakan, Indonesia cukup berbangga dengan kondisi perekonomian nasional saat ini. Saat pasar modal di Cina menurun drastis, saat pasar modal di Amerika Serikat mengalami penurunan, dan saat harga minyak mentah anjlok di pasaran, tapi rupiah relatif stabil, dan pasar modal Indonesia hanya sedikit mengalami penurunan. Bahkan produk domestik bruto (PDB) kuartal IV 2015 Indonesia bisa mencapai 5.03%, melampaui prediksi lembaga-lembaga keuangan. Hal itu dikemukakannya dalam pidato kunci pada acara US-ASEAN Business Counci (US-ABC) yang dilaksanakan di Ballroom Hotel St. Regis, San Fransisco, California, AS, Rabu, (17/2/2016). Dalam keterangan pers yang diterima "PR" dari Tim Komunikasi Presiden di Jakarta, Kamis (18/2/2016), Jokowi menyampaikan keadaan itu bisa jadi salah satu hasil dari kerja yang telah dilakukan Indonesia. Dia mengatakan, Indonesia sebelumnya melakukan konsolidasi politik, reshuffle (perombakan susunan) kabinet dengan memasukkan lebih banyak teknokrat dan profesional serta membangun infrastruktur. “Secara keseluruhan saya masih optimis, Indonesia telah mencapai tataran stabilisasi ekonomi," kata Jokowi. Meski begitu, Jokowi memandang hal itu belum cukup. Masih banyak yang harus dilakukan sebagai langkah pembenahan di Indonesia seperti penyederhanaan serta pembenahan perizinan, peraturan yang tumpang tindih, termasuk deregulasi Daftar Negatif Investasi. “Kami terus melakukan perbaikan, kami terus lakukan reform, yang kami lakukan di Indonesia adalah supply-side reforms," katanya. Konsep ini, kata Jokowi, pertama diperkenalkan Ronald Reagan saat menjabat sebagai Gubernur Negara Bagian California yang bersama-sama dengan Perdana Menteri Inggris waktu itu Margareth Thatcher, memberlakukan deregulasi ekonomi Inggris dan AS. “Saat ini, kita harus memberlakukan kebijakan yang sama di emerging markets, yakni membebaskan bisnis dan industri dari undang-undang dan peraturan yang berlebihan," kata Jokowi. Sejak awal tahun ini, menurut Jokowi, perekonomian global mengalami perlambatan. Banyak emerging markets mengalami penurunan. Banyak yang mengkhawatirkan ini akan berdampak pada ekonomi maju. Pada kondisi ini, Jokowi mengatakan Bank Sentral Dunia memang harus menyediakan likuiditas yang diperlukan oleh dunia. Namun, pemerintah dan perusahaan di seluruh dunia pun menurutnya tidak boleh menunda tindakan-tindakan nyata dan aksi mendasar. Beberapa tindakan yang bisa diambil seperti reformasi struktural dan investasi jangka panjang yang tidak berfokus pada langkah-langkah jangka pendek yang populis. ”Saya yakin tidak ada jalan pintas. Jamannya sudah berbeda jika dibandingkan dengan era Bapak Reagan dan Ibu Thatcher,” kata Presiden. (Arie C. Meliala)***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat