kievskiy.org

Istri Pelaku Serangan Nice Dibebaskan

POLISI Prancis meningkatkan kewaspadaannya, Minggu 17 Juli 2016, setelah serangan dengan menggunakan truk saat Bastille Day beberapa hari lalu.*
POLISI Prancis meningkatkan kewaspadaannya, Minggu 17 Juli 2016, setelah serangan dengan menggunakan truk saat Bastille Day beberapa hari lalu.*

NICE, (PR).- Polisi Prancis, Minggu 17 Juli 2016, menangkap dua orang yang diyakini terkait dengan Mohamed Lahouaiej-Bouhlel, pelaku penyerangan di kota Nice, Prancis, yang telah menewaskan 84 orang dan melukai ratusan lainnya. Seperti dilaporkan AFP, tim investigasi terorisme nasional menangkap kedua orang itu di kota Nice, Prancis, Minggu 17 Juli 2016 pagi waktu setempat. Sementara istri pelaku yang sempat ditangkap Sabtu lalu, kini telah dibebaskan karena tak ada bukti bahwa wanita beranak satu tersebut terlibat aksi terorisme yang dilakukan suaminya yang dalam setahun terakhir tak lagi hidup serumah. Otoritas Prancis mengatakan, investigasi serangan Nice masih terus berlanjut karena diyakini masih ada sejumlah orang lainnya yang terlibat dalam serangan teroris terbesar di kota pantai yang populer di kalangan turis dari berbagai negara tersebut Sementara ISIS telah mengklaim sebagai dalang serangan di kota yang berbatasan dengan Monaco tersebut. ISIS menyebut Lahouaiej-Bouhlel sebagai salah satu serdadu kekalifahannya. "Mohamed Lahouaiej-Bouhlel telah mengikuti panggilan kami untuk membunuh warga di negara-negara yang memerangi kelompok kami," demikian pernyataan ISIS seperti dikutip AFP. Pelaku serangan Nice diduga teradikalisasi baru-baru ini. Mendagri Prancis Bernard Cazeneuve kepada wartawan di Paris, Minggu 17 Juli 2016, mengatakan bahwa Lahouaiej-Bouhlel tampaknya teradikalisasi dalam waktu singkat. Sejumlah tetangga pelaku menyebutkan bahwa Lahouaiej-Bouhlel sebelum teradikalisasi, dikenal suka minum, narkoba, dan juga melakukan kekerasan terhadap istri yang telah memberinya seorang anak. Ini pula membuat sang istri memilih pisah rumah dan sedang dalam proses perceraian. Selain itu, terungkap juga enam bulan lalu pelaku baru saja dipecat dari pekerjaannya sebagai sopir di sebuah jasa pengiriman. Diduga, semua tekanan hidup tersebut membuat dia frustrasi dan dengan mudah dipengaruhi ajaran radikal yang bahan-bahannya banyak beredar di dunia maya. ISIS selama ini menjangkau para pengikutnya dari berbagai negara lewat internet dan media sosial. Kelompok pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi ini piawai memanfaatkan teknologi informasi untuk kepentingan penyebaran ajaran mereka.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat