kievskiy.org

Duterte Bisa Lebih Brutal dari ISIS

MANILA, (PR).- Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah memerintahkan tentara untuk menghancurkan para ektremis. Jika hal itu tak dilakukan, Filipina menghadapi risiko penyebaran ajaran ISIS di wilayahnya. Dalam laporan Yahoo News yang mengutip International Business Times, Kamis 18 Agustus 2016, Duterte telah mengeluarkan peringatan keras terhadap teroris. Duterte meminta teroris enyah dari Filipina. Jika mereka menolak meninggalkan Filipina, kata Duterte, dia tak segan untuk mengambil tindakan brutal. Bahkan, kata Duterte, untuk menghadapi teroris, dia bisa lebih brutal dari kelompok teroris ISIS. "Saya tak akan pernah membiarkan teroris menghancurkan Filipina," ujarnya saat berbicara di Istana Malacanang, Manila. Seperti diketahui, organisasi Abu Sayyaf telah dimasukkan ke dalam daftar teroris internasional. Sementara terkait permintaan uang tebusan, pemerintah Filipina selama ini telah menyerukan negara-negara yang warganya menjadi korban penculikan Abu Sayyaf untuk mengabaikan permintaan tersebut. Namun hal itu tak selalu digubris karena sejumlah perusahaan yang karyawannya jadi korban penculikan dengan diam-diam memenuhi permintaan kelompok ektremis tersebut. Hal itu menyebabkan kelompok ektremis di Filipina terus menjadikan sandera sebagai sapi perahan. Tahun ini saja, VOA melaporkan, ada 24 warga Indonesia yang telah diculik Abu Sayyaf. Mereka diculik di kawasan Laut Sulawesi yang berbatasan dengan Malaysia, Indonesia, dan Filipina. Sepuluh dari 24 sandera Indonesia itu dibebaskan setelah tebusan dibayar Mei 2016 lalu meskipun pemerintah Indonesia menyangkalnya. Sejak maraknya penculikan warga asing oleh Abu Sayyaf, Indonesia, Malaysia, dan Filipina pada bulan Mei lalu telah sepakat melakukan patroli terkoordinasi.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat