kievskiy.org

Jumlah Kasus Zika di Singapura Bertambah 56 Orang

SINGAPURA, (PR).- Kementerian Kesehatan Singapura mengumumkan, jumlah pengidap virus zika di negaranya bertambah menjadi 56 orang. Dua hari sebelumnya jumlah pengidap hanya 41 orang. Ini artinya ada tambahan 15 orang. Dilansir Reuters, Selasa 30 Agustus 2016, penularan virus tersebut terjadi secara lokal di negeri kecil tersebut. Pasalnya, ke-56 pengidap virus tersebut tak pernah berpergian ke negara-negara epidemi zika. Mayoritas korban yang ternfeksi virus zika tersebut merupakan pekerja konstruksi asing. Untuk diketahui, Singapura merupakan negara yang sangat bergantung pada pekerja migran, khususnya di bidang konstruksi dan sektor lainnya. Berdasarkan data Kemenkes Singapura, dari 56 kasus zika tersebut, mayoritas pengidap berada di bagian selatan Singapura, yakni kawasan Ajunied dan Sims Drive tempat banyak buruh konstruksi bekerja. Masih dalam laporan Kemenkes, sebanyak 34 pekerja asing yang terkena virus zika di Singapura tersebut, kondisi mereka kini sudah pulih. Namun untuk mengantisipasi penyebaran lebih luas, para pekerja tersebut masih diisolasi. Sementara kegiatan konstruksi di Ajunied dan Sims Drive untuk sementara dihentikan. Sementara itu, otoritas Badan Lingkungan Nasional (NEA) Singapura mengatakan bahwa sejak kasus zika pertama kali mencuat dua hari lalu, pihaknya telah memeriksa lebih dari 900 tempat. NEA juga menghubungi sejumlah kontak dari para pengidap zika. Selain itu, NEA juga telah melakukan pemberantasan sarang nyamuk besar-besaran dengan menggunakan semprotan insektisida. Akibat wabah zika di Singapura ini, sejumlah negara asing pun mengeluarkan peringatan bepergian ke negeri jiran tersebut. Dilansir BBC, saat ini ada tiga negara yang telah mengeluarkan peringatan bepergian ke negara yang dulunya bersatu dengan Malaysia tersebut. Australia, Taiwan, dan Korea Selatan memperingatkan warganya yang sedang hamil atau yang sedang berusaha hamil, untuk menghindari perjalanan ke Singapura karena virus Zika sedang berjangkit di sana. Seperti diketahui, zika terdeteksi di Brasil tahun 2015 lalu dan sejak itu menyebar ke benua Amerika dan Asia. Virus ini membuat wanita hamil terancam risiko cacat sejak lahir pada bayi. Ribuan bayi di negara Amerika Latin tersebut lahir dengan kepala berukuruan kecil. Keberadaan virus zika sendiri pernah terdeteksi di Asia, seperti Malaysia dan Indonesia. Di Indonesia, virus Zika terdeteksi lewat sample darah di Jambi pada periode 2014-2015 saat terjadi wabah DBD di provinsi tersebut. Di Malaysia, virus zika telah terdeteksi di negara tersebut sejak 1969. Saat itu, 24 warga Malaysia, termasuk sembialan orang asal Sabah, posiitf terkena zika. Namun setelah itu tak ada lagi laporan kasus baru zika sampai tahun 2013. Kemudian pada 2014, kembali terdeteksi kasus zika di kawasan Keningau, Sabah. Saat itu pada Agustus 2014, seorang turis asal Jerman terinfeksi virus yang menyebabkan penyusutan otak pada janin. Kasus zika di Sabah tersebut terungkap setelah wanita Jerman tersebut kembali ke negaranya usai berlibur tiga minggu di Sabah. Setelah dirawat selama tiga hari di rumah sakit Jerman, wanita berusia 45 tahun tersebut akhirnya pulih.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat