kievskiy.org

Korsel: Presiden Trump Terlalu Banyak Omong

SEOUL, ((PR).- Ketegangan di Semenanjung Korea telah membuat sejumlah kalangan khawatir perang dunia ketiga akan terjadi. Namun sejauh ini upaya damai terus dikedepankan, termasuk oleh pemerintah AS dan Tiongkok. 

Uji coba rudal yang kembali dilakukan Korut pekan lalu -kendati gagal- telah membuat warga di kawasan Semenanjung Korea cemas karena Korut terus mengabaikan seruan PBB dan dunia internasional. 

Warga Korsel dan Jepang wajar merasa cemas karena jika rudal dan nuklir Korut jatuh di wilayah mereka saat diujicobakan, ini akan menjadi bencana bukan yang bisa memakan korban jiwa.

Oleh karena itu, Korsel dan Jepang meminta AS dan Tiongkok untuk bisa menghentikan tindakan agresif Korut.

Korsel meminta Presiden Donald Trump untuk tak membuat banyak pernyataan yang bombastis soal Korut. Pasalnya, sebagai pemimpin negara yang paling berpengaruh di dunia, ucapan Trump bisa berdampak banyak hal. 

Termasuk pernyataan Trump soal kewajiban Korsel berbagi beban dalam menaggung pembiayaan sistem antirudal THAAD yang saat ini dalam proses ditempatkan di kawasan militer Korsel.  

Dilansir Reuters dan The Guardian, Senin, 1 Mei 2017, media-media Korsel mengkritik di tengah meningkatnya ancaman Korut terhadap stabilitas kawasan, Presiden Trump terlalu banyak melontarkan pernyataan yang berlebihan dan kontradiktif yang membuat warga bingung. "Presiden AS kerap melontarkan bom kata-kata dan pesan yang disampaikan kerap membingungkan," demikian kritik media Korsel seperti dilaporkan Reuters. 

Menurut media Korsel, pernyataan-pernyataan Trump tersebut bisa melemahkan ikatan keamanan bilateral yang selama ini terjalin antara Washington dan Seoul.

Seperti diketahui, pekan lalu Trump meminta Korsel untuk membayar satu miliar dolar AS untuk pemasangan sistem antirudal THAAD di daerah pinggiran Korsel.  Namun permintaan ini ditolak karena dianggap memberatkan.  

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat