kievskiy.org

Afghanistan di Ambang Kehancuran, PBB Sebut Krisis Ekonomi Picu Peningkatan Ekstremisme

Ilustrasi. Utusan PBB peringatkan krisis ekonomi di Afghanistan picu peningkatan 'risiko ekstremisme' di negara itu.
Ilustrasi. Utusan PBB peringatkan krisis ekonomi di Afghanistan picu peningkatan 'risiko ekstremisme' di negara itu. /REUTERS/Jorge Silva REUTERS/Jorge Silva

PIKIRAN RAKYAT- Seorang pejabat senior Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada hari Rabu, 17 November 2021 memperingatkan bahwa krisis ekonomi yang mengkhawatirkan di Afghanistan dapat mengancam peningkatan "risiko ekstremisme" di kawasan itu.

Afghanistan, negara yang dilanda perang itu, ungkap PBB berada di ambang bencana kemanusiaan karena aset asing dan bantuan moneter yang dibekukan setelah Taliban kembali berkuasa pada pertengahan Agustus 2021.

Utusan PBB untuk Afghanistan Deborah Lyons menuturkan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa dengan ekonomi lokal yang compang-camping, obat-obatan terlarang, aliran senjata dan perdagangan manusia kemungkinan akan melonjak.

Sebelumnya, PBB juga telah memperingatkan bahwa sekitar 22 juta warga Afghanistan, atau sekitar setengah penduduk dari negara itu, akan menghadapi kekurangan pangan musim dingin ini.

Baca Juga: Viral Percakapan Terakhir Diduga Pria yang Hilang Misterius di Cadas Pangeran

"Realitas situasi saat ini mengancam untuk meningkatkan risiko ekstremisme," tutur Lyons, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari India Today.

Lyons memaparkan bahwa kelumpuhan sektor perbankan yang sedang berlangsung akan mendorong lebih banyak sistem keuangan ke dalam pertukaran uang informal yang tidak diatur, yang hanya dapat membantu memfasilitasi terorisme, perdagangan dan penyelundupan narkoba.

"Patologi ini pertama-tama akan mempengaruhi Afghanistan tetapi kemudian mereka akan menginfeksi wilayah itu," ungkap Lyons.

Lyons juga menyesalkan bahwa Taliban tidak mampu membendung penyebaran ISIS di Afghanistan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat