kievskiy.org

Gadis Cilik Jadi Pahlawan setelah Menyelamatkan Gorila

ADDY merupakan siswa kelas enam di Sekolah Menengah Dr. Martin Luther King Jr di Germantown, Maryland.*/THE WASHINGTON POST
ADDY merupakan siswa kelas enam di Sekolah Menengah Dr. Martin Luther King Jr di Germantown, Maryland.*/THE WASHINGTON POST

WASHINGTON, (PR).- Kurator National Zoo di Washington, Meredith Bastian (34) megenang masa kecilnya ketika berusia 8 tahun mengunjungi kebun binatang tempatnya bekerja saat ini. Kunjungannya itu untuk keperluan tugas sekolah. Dalam hal ini, Bastian kecil mewawancarai kurator kebun binatang setempat mengenai gorila liar.

Kini di usianya 34 tahun, Bastian telah menjadi salah satu kurator primata di National Zoo. Pada musim panas ini, banyak sekali anak-anak mengunjungi kebun binatang terbesar di Washington tersebut. Banyak dari mereka bertanya soal primata, termasuk gadis cilik berusia 11 tahun, Addy Barrett. "Apa perbedaannya antara gorila di kebun binatang dan gorila di alam liar?" tanya Addy Barrett, yang saat ini mengumpulkan uangnya untuk menyelamatkan gorila, seperti dilaporkan laman Washingtn Post, Selasa 24 September 2019.

Bastian pun menjawab bahwa tidak banyak perbedaan antara gorila di alam liar dengan yang berada di kebun binatang.  "Setiap hewan memiliki kepribadian, sama seperti setiap manusia - bisa pemalu, ramah, suka bermain atau agresif", ujarnya.

Addy merupakan pengunjung tetap National Zoo. Ia tidak pernah bosan melihat gorila berinteraksi.  Dia menarik baju ibunya dengan gembira ketika gorila Moke yang berusia 1 tahun sedang main kejar-kejaran di kandangnya.

"Setelah saya membaca buku tentang gorila, saya benar-benar jatuh cinta dengan betapa pintarnya mereka danjuga  bagaimana dekatnya mereka terkait dengan manusia," kata Addy kepada Bastian sambil duduk di depan  Great Ape House di kompleks National Zoo.  “Saya tahu belakangan ini mereka kerap diburu dan dibunuh karena alasan yang saya rasa tidak perlu.  Saya harus melakukan sesuatu," ujar sang gadis cilik.

Penghargaan

Addy merupakan siswa kelas enam di Sekolah Menengah Dr. Martin Luther King Jr di Germantown, Maryland. Ia bekerja untuk menyelamatkan spesies hewan favoritnya - ia menjual T-shirt dan kue-kue buatan sendiri dan menjadi tuan rumah tahunan Gorilla Gala.  

Perhatiannya terhadap gorila membuat Addy baru-baru ini diganjar penghargaan. Dia dinobatkan sebagai pemenang Gloria Barron Prize 2019 untuk Pahlawan Muda atas pencapaiannya dengan mengumpulkan sebanyak 7.000 dolar AS untuk kelompok konservasi seperti Ellen Fund dan Dian Fossey Gorilla Fund International.

"Salah satu pesan terkuat yang dapat Anda sampaikan kepada orang-orang adalah untuk mendaur ulang ponsel mereka," kata Bastian kepada Addy.

Hilangnya habitat gorilla adalah salah satu alasan Addy memutuskan untuk memulai proyek Gorilla Heroes tahun lalu.  Dia telah mengadakan penggalangan dana, berjualan dan menggunakan media sosial dengan harapan memulai pembicaraan tentang ancaman terhadap gorila. Saat ini hewan-hewan  yang aslinya erasal  dari Afrika Tengah itu, sedang terancam punah.  Menurut World Wildlife Fund, ada kurang dari 900 gorila gunung dan sekitar 100.000 gorila di  dataran rendah di dunia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat