PIKIRAN RAKYAT - Di tengah pro dan kontra pemakzulan atas dirinya, Donald Trump masih terus melakukan kebijakan ekonomi, khususnya terkait dengan kesepakan perdagangan Amerika Serikat (AS) dengan Tiongkok.
Kesepakatan perdangan AS-Tiongkok dan eskalasi konflik perdagangan itu cukup akan berpengaruh pada perdagangan dunia dan Wall Street.
Baik AS ataupun Tiongkok awal bulan ini mengumumkan kesepakatan "Fase Satu" dalam konfrontasi perdagangan yang hampir terjadi selama dua tahun ini. Di mana Washington membatalkan dan mengurangi beberapa tarif sebagai imbalan atas janji Tiongkok untuk meningkatkan pembelian ekspor AS dan mengadopsi reformasi perdagangan.
Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Masih Banyak Pekerjaan Rumah: Terus Nyalakan Api Pengabdian untuk RI
Teks kesepakatan setebal 86 halaman itu belum dipublikasikan untuk umum, sementara tengah dalam peninjauan hukum dan diterjemahkan, kata pejabat AS, dan detailnya masih sedikit.
Pada Selasa 31 Desember 2019 waktu setempat, melalui media sosialnya, Trump bercuit soal tanggal pertemuan fase pertama dari perjanjian AS-Tiongkok.
Trump mengatakan kesepakatan tersebut akan melalui fase pertamanya pada pertengahan Januari 2020, tepatnya pada 15 Januari.
I will be signing our very large and comprehensive Phase One Trade Deal with China on January 15. The ceremony will take place at the White House. High level representatives of China will be present. At a later date I will be going to Beijing where talks will begin on Phase Two!— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) December 31, 2019
"Saya akan menandatangani fase besar pertama dan komprehensif sebuah perjanjian perdagangan dengan Tiongkok pada 15 Januari (2020, red)."
"Penandatanganannya akan dilakukan di Gedung Putih. Pejabat tinggi Tiongkok yang mewakili akan hadir."