PIKIRAN RAKYAT - Berdasarkan data pemerintah AS, sedikitnya 3,3 juta warga Amerika Serikan (AS) mengajukan klaim tunjangan pengangguran pada minggu lalu. Ini terjadi karena wabah COVID-19 yang menutup sebagian besar dari ekonomi Amerika dan dampak krisis yang besar mulai terasa.
Dilansir The Guardian, para ahli memperingatkan munculnya “bencana besar dari krisis pengangguran” setelah departemen tenaga kerja mengumumkan kenaikan jumlah warga yang ingin mendapatkan tunjangan pengangguran.
Warga Amerika Serikat yang mengajukan klaim ini naik menjadi 3,28 juta dari 280.000 di minggu sebelumnya. Angka ini adalah yang tertinggi yang pernah dilaporkan, mengalahkan rekor sebelumnya yang berjumlah 695.000 pada bulan Oktober tahun 1982.
Baca Juga: Gegara Lockdown, Warga Miskin India Rentan Meninggal akibat Kelaparan Ketimbang Corona
Pernyataan itu memperlihatkan kejatuhan ekonomi yang dialami oleh Amerika Serikat, seiring dengan ditutupnya bisnis-bisnis dan orang orang yang dilarang untuk berkerumun demi menahan penyebaran virus.
Menteri Keuangan Amerika Serikat, Steve Mnuchin, memprediksi pengangguran di AS – mendekati rekor terendah di bulan lalu – bisa mencapai 20%.
Pemerintahan Trump mendorong dibuatnya paket stimulus 2 triliun juta dolar AS yang mencakup pembayaran untuk pembayar pajak serta bailout untuk industri yang merugi demi mengurangi dampak dari COVID-19. Akan Tetapi, anggaran tersebut tetap tidak akan bisa mencegah lonjakan besar dalam angka pengangguran.
Kementerian Tenaga Kerja AS mengatakan, hampir setiap negara bagian terkena dampak dari COVID-19. Industri pelayanan secara luas, khususnya pelayanan akomodasi dan makanan, adalah yang paling terdampak dari adanya wabah ini.
Baca Juga: Dinyatakan Negatif COVID-19, Perdana Menteri Israel Tetap Harus Diisolasi