kievskiy.org

Klaim Tak Ada Kasus Corona, Industri Busana Korea Utara Justru Diuntungkan Akibat Isolasi

KOREA Utara disebut sedang kewalahan menghadapi virus corona COVID-19 meski diklaim negara itu masih bersih oleh media resmi pemerintah.*
KOREA Utara disebut sedang kewalahan menghadapi virus corona COVID-19 meski diklaim negara itu masih bersih oleh media resmi pemerintah.* /pixabay pixabay

PIKIRAN RAKYAT - Korea Utara seharusnya menjadi salah satu negara yang paling parah terkena dampak dari virus corona, melihat dari posisi negaranya yang berdekatan dengan Korea Selatan dan Tiongkok. Namun, negara tersebut mengklaim bahwa tidak ada satu pun kasus virus corona yang ditemukan.

Di sisi lain, seperti dilansir laman SCMP, Rabu 1 April 2020, intelijen AS cukup yakin bahwa Korea Utara saat ini mengambil kesempatan untuk mengembangkan sektor mode negaranya. Hal ini dikarenakan Tiongkok dan Korea Selatan yang biasanya menjadi pusat mode dunia sekarang sedang sibuk memerangi virus corona dengan melakukan isolasi.

Secara tidak sadar, banyak warga dunia bisa jadi sudah mengenakan pakaian buatan Korea Utara yang disamarkan menjadi "Made in Tiongkok". Kota perbatasan Dandong di Tiongkok adalah pusat bagi produsen pakaian Tiongkok yang secara ilegal mengirim bahan tekstil melalui Sungai Yalu ke pabrik-pabrik rahasia di kota Sinuiju, Korea Utara, dan kemudian dilabeli "Made in Tiongkok" setelah barang tersebut siap didistribusikan. 

Baca Juga: Suzuki Siap Produksi Jimny Lima Pintu, Bakal Dijual Tahun ini

Dengan cara inilah produsen bisa menekan biaya produksi hingga 75 persen. Itu dikarenakan pabrik-pabrik di Korea Utara adalah milik negara dan upah pekerjanya seperempat lebih kecil dibandingkan Tiongkok.

Selain itu, para pekerja dari Korea Utara juga bisa dikatakan lebih produktif dibandingkan Tiongkok. Mereka bisa membuat pakaian 30 persen lebih banyak setiap harinya. Hal ini disebabkan oleh jam kerja yang lebih lama dan peraturan ketat yang dibuat pemerintah Korea Utara.

"Di Korea Utara, pekerja pabrik tidak bisa pergi seenaknya ke toilet karena itu dapat memperlambat proses produksi," kata seorang pengusaha Korea-Tiongkok yang bekerja di kedua sisi perbatasan. 

Baca Juga: Jadi Sosok Penting di Lini Pertahanan Liverpool, Virgil van Dijk Ungkap Sosok Panutannya

"Mereka memiliki sikap yang berbeda dengan para pekerja di Cina. Mereka percaya bahwa mereka bekerja untuk negara dan pemimpin mereka. ”

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat